Gempa M 6,4 Guncang Nepal, 128 Orang Tewas
Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang Nepal pada Jumat malam. Hingga hari ini, 128 orang dinyatakan tewas.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang Nepal hingga mengakibatkan setidaknya 128 orang tewas.
Dikutip dari The New York Times, Sabtu (4/10/2023), gempa terjadi di barat laut Nepal pada Jumat (3/11/2023) tengah malam.
Tim penyelamat berusaha menerobos jalan-jalan yang diblokir oleh tanah longsor dan puing-puing untuk mencapai desa-desa pegunungan tempat gempa terjadi.
Di sisi lain, pejabat setempat mengungkapkan adanya kemungkinan jumlah korban tewas akan meningkat.
Seementara, dikutip dari Reuters, pejabat setempat juga mengungkapkan tidak memungkinkan untuk menjalin komunikais di daerah dekat pusat gempah di distrik Jajarkot dengan populasi 190 ribu jiwa dan desa-desa yahng tersebar di perbukitan terpencil.
Menurut pejabat Jajarkot, Haris Chandra Sharma, korban tewas di kawasan tersebut mencapai 34 orang.
Baca juga: Dampak Gempa di Kupang, Puluhan Rumah Warga dan Kantor Pemerintahan Rusak
Sementara di distrik lain yaitu Rukum Barat, dilaporkan ada 35 orang tewas, menurut keterangan dari kepolisian setempat.
“TIm penyelamat dan pencarian harus membersihkan jalam-jalan yang diblokir oleh tanah longsor kering akibat gempat untuk mencapai daerah yang terkena dampak,” kata petugas dari kepolisian Rukum Barat.
Perdana Menteri (PM) Nepal, Pushpa Kamal Dahal mengungkapkan duka citanya atas adanya korban tewas akibat gempa ini.
Hal ini disampaikannya melalui akun X pribadinya.
Pusat Seismologi Nasional Nepal mengatakan gempa terjadi pada Jumat malam pukul 23.47 waktu setempat yang berpusat di distrik Jajarkot yang berada di 500 kilometer barat ibu kota Nepal, Kathmandu.
Bahkan, menurut laporan Reuters, gempa turut dirasakan di ibu kota India, New Delhi.
Sebagai informasi, gempa terparah pernah melanda Nepal pada tahun 2015 yang mengakibatkan 9 ribu orang tewas serta negara mengalami kerugian sejumlah 6 miliar dolar AS.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)