Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Berpidato soal Perang Israel-Hamas, Ini 5 Poin Kesimpulannya
inilah 5 poin penting pidato pertama pemimpin Hizbullah Lebanon sejak perang Israel-Hamas meletus.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hizbullah Syed Hassan Nasrallah berbicara kepada para pengikutnya mengenai perang Israel-Hamas pada hari Jumat (3/11/2023).
Pidato tersebut menjadi pidato pertamanya sejak perang pecah pada tanggal 7 Oktober, Aljazeera melaporkan.
Pertempuran antara Hizbullah Lebanon dan Israel telah meningkat di sepanjang perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Hizbullah mengklaim telah kehilangan 57 pejuang sementara Israel mengatakan bahwa enam tentaranya tewas dalam baku tembak dan rudal.
Setidaknya enam warga sipil juga tewas.
Banyak yang mengira Nasrallah akan mengumumkan langkah Hizbullah selanjutnya.
Baca juga: Mengenal Hizbullah, Kelompok Bersenjata Lebanon yang Mendukung Hamas
Namun dia mengutuk serangan Israel di Gaza.
Berikut adalah 5 hal-hal penting dari pidatonya:
1. Serangan bulan Oktober adalah operasi eksklusif Palestina
Nasrallah memulai pidatonya dengan memuji para martir yang gugur dari Hizbullah dan kelompok lain yang memerangi Israel, serta warga sipil.
Ia juga berterima kasih kepada Irak dan Yaman yang kini terlibat dalam perang.
Nasrallah menyebut serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan, sebagai "peristiwa besar yang mengguncang penindasan pendudukan."
Dia mengatakan operasi tersebut 100 persen dilakukan oleh orang Palestina, baik dari segi keputusan maupun pelaksanaannya.
“Elemen kerahasiaan adalah kunci keberhasilan operasi ini, ini merupakan sebuah kejutan, kejutan yang mengejutkan, tidak seperti apa yang diasumsikan oleh banyak orang.”
2. Independen dari Iran
“Operasi ini tidak ada hubungannya dengan keputusan atau langkah apa pun yang diambil oleh faksi lain dalam poros perlawanan,” kata Nasrallah, merujuk pada koalisi pasukan anti-Israel yang dipimpin Iran di wilayah tersebut.
Baca juga: Pemimpin Hizbullah Peringatkan Konflik Israel & Hamas Berpotensi Meluas di Timur Tengah