Perang Hamas-Israel, Militer AS Unjuk Kekuatan dengan Tampilkan Kapal Selam Nuklir di Timur Tengah
Militer AS unjuk kekuatan dengan mengunggah gambar kapal selam nuklir Amerika Serikat di Timur Tengah
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, GAZA- Militer Amerika Serikat (AS) membuat pengumuman tidak biasa mengenai posisi kapal selam nuklir miliknya.
Di tengah-tengah perang Israel vs Hamas, militer AS unjuk kekuatan dengan mengunggah gambar kapal selam nuklir Amerika Serikat di Timur Tengah.
Pengerahan kapal selam ini merupakan peningkatan besar-besaran militer AS terbaru di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Baca juga: Sebulan Perang Gaza, Analis Israel: Misi IDF Tak Jelas, Beit Hanoun Rata Tanah, Hamas Tetap Berkuasa
Angkatan Laut AS sebelumnya telah mengirimkan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah.
Pengerahan kapal selam tersebut diketahui berdasarkan unggahan militer AS pada Minggu malam.
Pengungkapan lokasi kapal yang tidak biasa itu, yang bisa meluncurkan rudal nuklir, disebut sebagai upaya meredakan ketegangan regional di tengah perang Israel-Hamas.
"Pada 5 Nopember 2023, sebuah kapal selam kelas Ohio tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS," demikian bunyi pernyataan Komando Pusat AS, di media platform X, dikutip dari Al Jazeera.
Kapal selam tersebut bergerak melalui Terusan Suez.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober antara Hamas dan Israel, sekutu regional terdekat Amerika, Washington telah menggerakkan peralatan militer ke wilayah termasuk dua kapal induk dan pesawat tempur ekstensif.
Amerika juga telah mengumumkan penyebaran sekitar 10.000 prajurit dan keterlibatan sejumlah komando operasi khusus yang tidak ditentukan, yang 'memberi nasihat' kepada militer Israel dalam operasi di Gaza.
Sejak 7 Oktober, AS diketahui telah mengirimkan dua kapal induk ke Timur Tengah.
Kapal selam kelas Ohio akan bergabung dengan aset militer AS di wilayah tersebut.
Baca juga: MER-C Bantah Tuduhan Israel RS Indonesia di Gaza Sengaja Dibangun di Atas Terowongan Hamas
Selain kapal selam, AS juga akan mengerahkan sekitar 1.000 tentara dan keterlibatan pasukan komando operasi khusus dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Washington juga telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pertahanan sekutu-sekutunya di Teluk.