Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perekonomian Israel Babak Belur Dihajar Perang Lawan Hamas, Pengeluaran Bengkak Rp 795 Triliun

Perang Israel melawan Hamas yang tak kunjung mereda ini menyebabkan sejumlah sektor bisnis di Israel termasuk sektor pariwisata ikut gulung tikar.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Perekonomian Israel Babak Belur Dihajar Perang Lawan Hamas, Pengeluaran Bengkak Rp 795 Triliun
AFP/MAHMUD HAMS
Warga Gaza memeriksa kerusakan akibat serangan Israel terhadap kamp pengungsi Al-Maghazi di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, pada 5 November 2023. Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, pemboman Israel terhadap kamp pengungsi Al-Maghazi menewaskan 45 orang. , dengan seorang saksi mata melaporkan anak-anak tewas dan rumah-rumah hancur. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM –  Perekonomian Israel babak belur oleh perang negaranya melawan pejuang Hamas di jalur Gaza yang meletus sejak 7 Oktober 2023.

Israel harus mengeluarkan anggaran belanja untuk membiayai militernya saat melakukan operasi militer sebagai aksi balasan melawan Hamas.

Pengeluaran pemerintah Israel membengkak hingga 200 miliar shekels, atau sekitar 51 miliar dolar AS atau Rp 795 triliun.

Surat kabar keuangan Calcalist mencatat pembengkakan anggaran dialami Israel setelah 12 bulan terakhir negara ini gencar melakukan serangan balik untuk membalas tembakan rudal yang dilontarkan kelompok Hamas.

Aakibat perang ini, anggaran biaya pertahanan Israel membengkak sekitar 252 juta per hari, sementara pendanaan rehabilitasi perang melonjak jadi 5 miliar dolar AS.

Tak sampai disitu, perang Israel melawan Hamas yang tak kunjung mereda ini menyebabkan sejumlah sektor bisnis di Israel termasuk sektor pariwisata ikut gulung tikar.

Pemerintahan Yerusalem diperkirakan merugi sebesar 4,2 miliar sampai dengan 5 miliar dolar AS selama tahun 2023.

Berita Rekomendasi

Proyeksi tersebut diperkuat dengan pernyataan Bank Dunia yang juga mengaitkan penurunan ekonomi Israel dipengaruhi merosotnya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen serta gerakan boikot yang dilakukan masyarakat global terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung Israel.

Menanggapi beredarnya informasi yang menyebut Israel tengah mengalami pembengkakan pembiayaan, Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich menegaskan bahwa data yang dikeluarkan Calcalist soal biaya memerangi Hamas tidaklah benar.

Meski sejumlah sektor di negaranya sempat goyah akibat perang, namun Smotrich menyatakan bahwa ekonomi di negaranya masih tergolong kuat.

Baca juga: Warga Gaza Terkurung Perang: Israel Hancurkan Jalan, Nekat Lewat Pesisir Jadi Sasaran Tembak Tank

Untuk menjamin keberlangsungan rakyat di tengah situasi perang yang mencekam, pemerintah Israel bahkan telah mempersiapkan paket bantuan ekonomi bagi mereka yang terkena dampak serangan Hamas.

Paket bantuan itu diberikan dengan nominal yang jauh lebih besar ketimbang bantuan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Dokter Israel Desak Tentaranya Segera Ngebom RS Al Shifa di Gaza, Tuding Jadi Sarang Hamas

"Arahan saya jelas, buka keran dan salurkan dana kepada siapapun yang membutuhkan, tindakan ini sama seperti yang kami lakukan pada masa Covid-19. Ini adalah bukti bahwa kami telah membangun perekonomian yang sangat kuat di sini," ujar PM Israel Benjamin Netanyahu dikutip dari Reuters.

Sejumlah perusahaan layanan keuangan global seperti S&P memangkas prospek peringkat ekonomi Israel menjadi negatif, diikuti Moody's dan Fitch yang kompak meninjau ulang peringkat Israel untuk kemungkinan penurunan peringkat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas