Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Kecam Menteri Israel yang Bicara soal Serangan Nuklir di Gaza, Sudah Dipecat Netanyahu

Menteri Israel menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan melakukan serangan nuklir di Gaza.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in AS Kecam Menteri Israel yang Bicara soal Serangan Nuklir di Gaza, Sudah Dipecat Netanyahu
Israeli Army/AFP
Ilustrasi - Gambar yang dirilis tentara Israel pada 5 November 2023 ini menunjukkan kendaraan militer Israel dan asap tebal di dalam Jalur Gaza. Amerika Serikat (AS) mengecam pernyataan menteri Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengecam pernyataan menteri Israel yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan melakukan serangan nuklir di Gaza.

AS menyebut pernyataan menteri muda Israel bernama Amichai Eliyahu itu sama sekali tidak dapat diterima.

“Kami terus percaya bahwa penting bagi semua pihak dalam konflik ini untuk menahan diri dari retorika kebencian,” ujar wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, Senin (6/11/2023), dilansir Reuters.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memberhentikan menteri sayap kanan dari pemerintahannya tersebut.

Langkah yang sangat tidak biasa itu dilakukan Benjamin Netanyahu pada Minggu (5/11/2023), seperti diberitakan The New York Times.

Sebab, menteri tersebut mengatakan menjatuhkan bom nuklir di Gaza dan membunuh semua orang di sana adalah satu cara untuk menghadapi ancaman dari Hamas.

Tindakan cepat Netanyahu ini terjadi di tengah kecaman luas atas komentar yang dibuat oleh Amichai Eliyahu, Minggu.

Baca juga: AS Transfer Bom Presisi Senilai Rp5 Triliun ke Israel saat Kematian Meningkat di Gaza

Pernyataan Amichai Eliyahu

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Amichai Eliyahu menyampaikan pernyataan dalam sebuah wawancara radio.

Dikutip dari Insider, Eliyahu juga mengatakan ia yakin tidak ada orang yang tidak ikut berperang di Gaza.

Ketika ditanya dalam wawancara apakah senjata nuklir dapat digunakan di Gaza, Eliyahu menjawab: "Itu salah satu caranya."

Eliyahu juga menganjurkan agar Israel mengambil kendali atas wilayah Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina.

Menurutnya, warga bisa pergi ke Irlandia atau gurun pasir, menurut The Times of Israel.

Baca juga: Desakan Gencatan Senjata Kembali Bergema, Sekjen PBB Antonio Guterres: Gaza jadi Kuburan Anak-anak

Seorang tentara Israel menutup telinganya saat howitzer artileri gerak sendiri menembakkan peluru dari posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023.
Seorang tentara Israel menutup telinganya saat howitzer artileri gerak sendiri menembakkan peluru dari posisi dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan pada 6 November 2023. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Namun, pernyataan Eliyahu yang menghasut tersebut segera dikecam oleh anggota kabinet lainnya.

Hal itu membuat Eliyahu menarik kembali pernyataannya.

"Siapa pun yang berakal sehat akan memahami bahwa komentar tersebut bersifat metaforis," katanya, Minggu.

Benjamin Netanyahu merespons pernyataan Amichai Eliyahu dalam beberapa jam.

Kantornya mengeluarkan pernyataan, komentar Eliyahu tentang senjata nuklir tidak didasarkan pada kenyataan.

Dikatakan militer Israel beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari menyakiti orang-orang yang tidak bersalah.

Namun, klaim itu sangat dibantah oleh para pengamat dan advokat di Gaza.

Baca juga: Puluhan Ribu Orang di Jerman Demonstrasi Dukung Palestina, Menuntut Segera Hentikan Genosida di Gaza

Sebagai informasi, Amichai Eliyahu merupakan menteri warisan dari partai ultranasionalis Kekuatan Yahudi.

Meskipun Partai Kekuatan Yahudi adalah anggota pemerintahan koalisi Netanyahu, Eliyahu bukan anggota kabinet perang yang menuntut perang Israel terhadap Hamas di Gaza.

Meski begitu, penangguhan mendadak tersebut tampaknya mencerminkan kekhawatiran Netanyahu atas rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinannya.

Adapun serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menghantam masyarakat Israel yang sangat terpecah oleh rencana pemerintah, yang merupakan kelompok paling sayap kanan dan konservatif dalam sejarah Israel untuk mengekang kekuasaan peradilan.

Sejak dimulainya perang, Netanyahu telah memperluas pemerintahannya dan kabinet perangnya dengan memasukkan partai berhaluan tengah yang dipimpin oleh Benny Gantz, mantan kepala staf militer dan menteri pertahanan.

Baca juga: Israel Ingin Singkirkan Warga Gaza ke Sinai, Janjikan ke Mesir Hapus Utang-utangnya di Bank Dunia

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv pada 28 Oktober 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (ABIR SULTAN / POOL / AFP)

Benny Gantz juga merupakan saingan politik lama Netanyahu.

Gantz mengatakan, dia meninggalkan barisan oposisi karena rasa tanggung jawab dan demi persatuan nasional.

Diberitakan Al Jazeera, lebih dari 10.000 warga Palestina di Gaza tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Di Israel, jumlah korban tewas pada periode yang sama mencapai lebih dari 1.400 orang.

Pengeboman Israel di Gaza berlanjut saat perang mencapai satu bulan.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak ketika ia memperbarui tuntutan untuk mencapai gencatan senjata yang sulit dicapai.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas