Arsitek Terkenal Jepang Sebut di Masa Depan Konsep Arsitek Banyak Dibantu oleh Teknologi AI
Paul Noritaka Tange mengungkapkan di masa depan konsep arsitek ada kemungkinan banyak dibantu oleh Artificial Intelligence (AI).
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Arsitek terkenal Jepang, Paul Noritaka Tange mengungkapkan di masa depan konsep arsitek ada kemungkinan banyak dibantu oleh Artificial Intelligence (AI).
Sehingga jumlah arsitek yang mengerjakan proyek ada kemungkinan hanya sendiri.
"Bukan tidak mungkin AI akan lebih mendominasi masa depan arsitek dunia. Namun tentu konsep ide dasar semuanya itu masih ada di tangan arsitek itu sendiri," kata Paul Noritaka Tange kepada Tribunnews.com dalam pertemuan dengan rombongan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) ke Tokyo baru-baru ini.
Sementara itu dalam pembuatan sebuah proyek bangunan, Paul Noritaka Tange selalu melakukan penyesuaian dengan wawasan negara yang bersangkutan.
Baca juga: Tiga Arsitek Berpengaruh Jepang Akan Temui Arsitek Indonesia 8-9 November 2023
"Kita pasti dalam membuat sebuah proyek di suatu negara akan melakukan penyesuaian wawasan dengan si pemilik yang ada di negara tersebut, sesuai dengan situasi kondisi serta budaya yang ada di sana," ungkap Paul Noritaka Tange.
Selain konsep aslinya dari perusahaan, berbagai pengumpulan data serta informasi dilakukan Tange ke negara yang bersangkutan lalu koordinasi dengan pemilik sesuai situasi kondisi serta budaya ada ada di sana.
Selain bagian luar desain arsitek yang dilakukan, diakui Tange juga melakukan berbagai pemikiran detil untuk bagian dalam desain arsiteknya untuk sebuah bangunan.
Misalnya saja bangunan sekolah Tokyo Mode Gakuin yang sangat bervariasi seperti sarang burung tampak dari luar sehingga ada yang menamakan seperti Cocoon Building atau Bird Nest Building.
"Bagian depan elevator ini sengaja dibuat penyanggah melinggar di depannya yang memiliki banyak maksud," ungkapnya.
Penyanggah melingkar pendek depan elevator dengan tinggi sepinggang manusia itu untuk menyender badan sambil menunggu elevator tersebut.
"Bukan hanya itu. Dengan penyanggah itu kita juga membatasi orang yang hilir mudik sehingga bisa melewati belakang tiang penyanggah tersebut dari belakang lalu berjalan melewati ruangan itu sehingga tidak terhambat oleh orang yang menunggu elevator di depannya."
Baca juga: Isu Perubahan Iklim, OGRA 2023 Asia Ajak Arsitek Bikin Desain Atap Rumah Berkelanjutan
Demikian pula konsep terbuka atapnya (kelihatan oleh mata karena plafon tidak ditutup) di ruang elevator, sehingga mahasiswa bisa belajar struktur serta alur segala seuatu peralatan yang ada di atap sebuah bangunan, seperti kabel listrik, pipa pendingin dan sebagainya.
"Hal itu juga bisa jadi satu seni tersendiri yang menarik diamati serta menjadi pelajaran bagi semua yang melewati ruang elevator tersebut sambil menunggu terbuka," ujarnya.
Diketahui IAI mengunjungi Gedung Tokyo Mode Gakuin bertemu dengan Tange, Kamis (9/11/2023) dan diterima oleh CEO serta pimpinan lainnya.
"Kegiatan Tour Arsitek ke Tokyo ini sangat bermanfaat untuk menjadi tolak ukur dan sikap kita dalam berkarya," ungkap Doti Windajani, Ketua IAI Jakarta kepada Tribunnews.com, Sabtu (11/11/2023).
Selama seminggu para arsitek Indonesia bertemu dengan tiga arsitek Jepang yaitu Kengo Kuma, Soe Fujimoto dan Paul Noritaka Tange.
"Banyak sekali hasil yang kami peroleh dari mereka. Ketiga arsitek tersebut merupakan bagian dari arsitek Jepang dengan kiprah global," tambah Doti.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.