Kurangnya Pasokan Listrik, 2 Bayi Prematur di RS Al-Shifa Meninggal
Mohammed Abu Salmiya mengatakan dua bayi prematur meninggal setelah unit perawatan intensif neonatal berhenti bekerja karena kekurangan listrik.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
Sementara dirinya dan sang istri harus mengungsi ke Gaza selatan.
“Mereka harus tetap tinggal di inkubator di al-Shifa. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak-anak saya yang baru lahir,” katanya.
Ia kemudian meminta kepada Palang Merah dan organisasi internasional untuk membantu memindahkan anak-anaknya.
“Saya ingin informasi tentang putri saya. Saya harap mereka baik-baik saja. Saya ingin seseorang memindahkan gadis-gadis dari al-Shifa ke saya dan ibu mereka di selatan,” pintanya.
Abu Salmiya mengatakan saat ini rumah sakit dan Palang Merah sedang mencoba mengatur evakuasi.
Pasalnya, RS Al-Shifa saat ini dikepung oleh Israel.
“Saat kami berkomunikasi dengan Palang Merah, meminta perlindungan dari mereka, mereka memberi kami izin untuk memindahkan bayi-bayi tersebut ke tempat lain dalam waktu satu jam,” terangnya.
Apabila mereka sudah mendapat persetujuan, maka Abu Salmiya meminta adanya transportasi yang aman bagi bayi-bayui tersebut.
"Kami membutuhkan jalan keluar yang aman dan transportasi yang aman dengan ambulans dan inkubator untuk menjaga mereka tetap hidup. Jika jaminan ini diberikan oleh Palang Merah, kami akan melakukan hal ini.” jelasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel