Berdalih Beli Senjata, Negara Ini Setor Rp 5,3 T ke Israel, Citra Sempurna Iron Dome Dicoreng Hamas
Sebelumnya, pihak berwenang AS menyetujui penjualan sistem pertahanan rudal David's Sling (BMD) ke Finlandia yang dikembangkan oleh perusahaan Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Faktanya, diklaim memiliki sistem deteksi canggih dan tingkat akurasi hingga lebih dari 90 persen, roket-roket Hamas pada 7 Oktober serta belakangan rudal-rudal Hizbullah, mampu menjamah wilayah perkotaan sentral Israel.
Selain dua pasukan perlawanan di atas, Israel juga menghadapi serangan-serangan dari milisi proksi yang berasal dari Suriah dan Yaman.
Baca juga: Alarm Meraung-raung di Kota Eliat, Drone Tempur Yaman Capai Israel Selatan
Dengan citra yang sudah tercoreng, Iron Dome dianggap bukan lagi produk seksi yang menjadi dambaan banyak negara.
Dmitry Drozdenko, seorang analis militer dan pemimpin redaksi Fatherland Arsenal Portal internet, menjelaskan sejumlah hal yang membuat Iron Dome sejatinya bukan untuk jualan saat ini.
“Nah, apa yang bisa dijual Israel sekarang jika pertahanan udaranya kewalahan? Amerika membuat roket untuk sistem [pertahanan rudal] Israel. Mereka tidak punya cukup roket untuk diri mereka sendiri,” kata dia kepada Sputnik, merujuk pada konflik Palestina-Israel yang sedang berlangsung.
Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang
Keok oleh Roket Primitif
Para pengamat militer internasional juga secara sinis menanggapi pers Yahudi dan Barat yang menggembar-gemborkan persenjataan Israel.
Mereka justru memberi perhatian pada ketergantungan Tel Aviv yang kuat pada kompleks industri militer AS.
AS diketahui sangat berpartisipasi dalam pengembangan beberapa senjata Israel atau mengirimkan produk jadi rudal pertahanan udara yang sangat dibutuhkan negara-negara Timur Tengah.
Yury Knutov, seorang sejarawan militer dan analis politik internasional berpendapat kalau konflik Israel-Palestina bukanlah 'iklan' yang bagus untuk sistem pertahanan udara dan rudal Tel Aviv.
Hal ini menjelaskan motif Finlandia menyetujui pembelian sistem rudal David Sling's dari Israel di tengah 'demo' produk yang cenderung menunjukkan ketidakberhasilan mengangkal serangan.
Meskipun memberikan pujian kepada pembuat senjata Israel, Knutov menjabarkan, kenyataannya adalah bahwa Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ) dan jihadis Palestina lainnya berhasil melumpuhkan pertahanan udara Israel dan menimbulkan kerusakan serius pada negara tersebut dengan menggunakan sistem yang relatif tidak canggih dan dibuat sendiri.
Seperti diketahui, kelompok milisi perlawanan menembakkan lebih dari 6.000 roket sekaligus dalam serangan terburuk yang pernah diderita Israel pada 7 Oktober.
Hal yang menarik, Knutov menyebut ribuan roket yang ditembakkan milisi perlawanan itu adalah persenjataan primitif.
“Serangan besar-besaran bahkan oleh rudal primitif dari berbagai sistem peluncuran roket menunjukkan bahwa kompleks Iron Dome tidak dapat mengatasi tugas yang diberikan padanya,” kata Knutov.