Crazy Rich AS Galang Dana Bantu Israel, Rayu Miliarder Global Termasuk CEO Google hingga CEO Dell
Barry membantu pemerintah Israel dalam membiayai kebutuhan masyarakat di ibu kota Tel Aviv yang menjadi korban perang militan Hamas.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Crazy rich sekaligus konglomerat real estate asal Amerika Serikat, Barry Sternlicht belakangan menjadi viral di sosial media usai mengkampanyekan aksi pro-Israel lewat program penggalangan dana.
Mengutip Al Jazeera, program penggalangan yang diberi nama 'Fact for Peace' sengaja digagas Barry dengan maksud untuk membantu pemerintah Israel dalam membiayai kebutuhan masyarakat di ibu kota Tel Aviv yang menjadi korban perang militan Hamas.
Tak tanggung – tanggung untuk mensukseskan rencana penggalangan dana senilai 50 juta dolar AS, Barry Sternlicht turut mengajak sejumlah miliarder kondang termasuk mantan CEO Google Eric Schmidt, CEO Dell Michael Dell dan pemodal Michael Milken untuk ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.
Baca juga: Tank Israel Bersiaga di Depan Gerbang RS Al-Shifa, 650 Pasien Sulit untuk Dievakuasi
“Sumbangan senilai 50 juta dolar AS, bukan dimaksudkan untuk membiayai perang namun membantu perekonomian warga Israel yang menjadi korban Hamas yang telah dicap Amerika dan Eropa sebagai terorist,” ungkap Barry dalam sebuah email yang meminta kontribusi dari para konglomerat dunia.
Tidak jelas sudah sejauh mana dana sumbangan yang mereka kumpulkan, namun menurut laporan Semaforn yang dikutip dari Al Jazeera, kampanye tersebut telah mengumpulkan setidaknya beberapa juta dolar.
Banyak pihak menilai bahwa kampanye yang diluncurkan oleh Barry Sternlicht, tak hanya mengajak masyarakat global untuk melakukan penggalangan dana namun juga untuk menggiring opini publik agar membenci Hamas yang telah membuat penderitaan mendalam bagi orang-orang Israel.
"Opini publik pasti akan berubah karena adegan, nyata atau dibuat-buat oleh Hamas, mengenai penderitaan warga sipil Palestina pasti akan mengikis empati [Israel] saat ini di komunitas dunia", tulis Barry.
Aktivitas pro-Israel seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan oleh orang Amerika, sebelumnya Koalisi Kampus Israel (ICC) di AS kepergok menawarkan uang sebesar 250 dolar AS atau sekitar Rp3,9 juta (satuan kurs Rp 15.694 ) bagi mahasiswa yang bersedia ikut demo pro-Israel pada 14 November di National Mall, Washington DC, Amerika.
Aksi sogok ini diketahui publik, setelah sebuah foto viral beredar di sosial media tengah memperlihatkan ICC menawarkan formulir pendaftaran beserta sejumlah uang kepada para mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam demo akbar yang disponsori oleh federasi Yahudi Amerika seperti Jewish Federations of North America (JFNA) dan Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations.
Dengan menyatukan warga Amerika dari semua lapisan masyarakat para penyelenggara mengatakan acara tersebut akan fokus menunjukan solidaritas terhadap Israel, serta menuntut pembebasan segera para sandera yang ditahan Hamas dan mengutuk meningkatnya kekerasan dan penyerangan anti-semit.