Ornamen Gading Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Situs Arkeologi Kota Kuno Hattusa, Turkiye
Para arkeolog di Turkiye utara menemukan ornamen gading berusia 2.800 tahun di lokasi penggalian kota kuno Hattusa, ibu kota orang Het.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Para arkeolog di Turkiye utara menemukan ornamen gading berusia 2.800 tahun di lokasi penggalian kota kuno Hattusa, ibu kota orang Het, yang merupakan salah satu peradaban Anatolia paling kuno.
Dilansir Anadolu Agency, reruntuhan Ibu Kota Het ini berasal dari Zaman Perunggu, sekitar tahun 2000 SM.
Para arkeolog melakukan penggalian di distrik Bogazkale di Provinsi Corum sejak 1906.
Pada tahun ke-117 penggalian, sebuah karya seni yang memberikan wawasan tentang seni Zaman Besi digali di lereng yang menghadap barat laut kawasan Benteng Besar di kota kuno tersebut.
Sejak tahun 2006, penggalian arkeologi di distrik Bogazkale di Provinsi Corum di dipimpin oleh Direktur Penggalian Prof Dr Andreas Schachner atas nama Institut Arkeologi Jerman.
Sebagai catatan, tahun 1986, situs ini dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.
Baca juga: Sebrangi Eropa ke Asia, dari Istanbul ke Bursa hingga Mengenal Wayang Kulit Turki dan Museum Iznik
Lebih lanjut, ornamen gading itu memiliki panjang hampir 30 sentimeter dan lebar 10 sentimeter.
Berbicara kepada Anadolu, Schachner mengatakan artefak tersebut ditemukan di lapisan Zaman Besi di situs penggalian Hattusa, yang berisi jejak banyak peradaban.
Potongan gading itu menampilkan gambar Sphinx (patung berkepala manusia dan berbadan binatang), singa, dan dua pohon kehidupan yang terukir di permukaan gading dengan latar belakang mengilap.
Studi ilmiah sedang berlangsung untuk meneliti bagian gambar tersebut karena butuh cahaya yang pas untuk mengamati ornamen itu, dikutip dari Arkeonews.
"Kemungkinan besar, pada zamannya waktu itu, diletakkan sebagai hiasan pada kotak kayu atau perabot yang terbuat dari kayu," kata Schachner.
“Karya tersebut rusak pada sisi kanan dan kirinya, namun sisi atas dan bawahnya masih utuh. Dapat disimpulkan bahwa itu sebenarnya lebih tua,” lanjut Schachner.
Schachner menilai bahwa ornamen ini merupakan sebuah karya yang unik bagi distrik Bogazkoy.
"Untuk pertama kalinya, kami melihat sebuah karya yang dihiasi dengan pemandangan yang begitu intens dan dibuat dengan indah," jelasnya.
Baca juga: 4 Makam Era Romawi Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Jalur Gaza oleh Arkeolog Palestina
Penggalian ekstensif telah dilakukan di Bogazkoy untuk mencari lebih banyak peninggalan Zaman Besi.
"Sebuah karya dengan detail seperti itu telah belum pernah ditemui sebelumnya,” ujarnya.
Artefak tersebut menyoroti hubungan artistik di Bogazkoy pada era ini, meluas ke arah tenggara Anatolia, serta ke arah barat daya, dan Yunani, menurut Schachner.
Schachner menambahkan bahwa karya tersebut akan dipamerkan di Museum Boğazköy setelah menyelesaikan studi ilmiahnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)