Tak Gubris Ancaman Zionis dan Keberadaan Kapal Induk AS, Hizbullah Terus Serang Israel
Kehadiran dua kapal induk Amerika Serikat di laut Mediterania untuk memastikan perang tidak menjalar ke negara lain.
Penulis: Hendra Gunawan
Namun hal ini tidak menghentikan meningkatnya retorika dari Hizbullah dan Israel.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Sabtu bahwa front Lebanon akan “tetap aktif,” dan mengatakan ada “peningkatan kuantitatif” dalam kecepatan operasi kelompok tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Hizbullah pada hari Senin untuk tidak memperluas serangannya.
“Ini seperti bermain api. Api akan dibalas dengan api yang jauh lebih kuat. Mereka seharusnya tidak mengadili kami, karena kami hanya menunjukkan sedikit kekuatan kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Lebanon Tak Berdaya
Sementara pemerintahan Lebanon sendiri tak berdaya. Hal itu karena negeeri tersebut sedang jatuh miskin karena perang dengan Israel sebelumnya yaitu pada tahun 2006.
Lebanon butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali negaranya setelah perang tahun 2006 dan tidak mampu membiayai perang berikutnya, empat tahun setelah krisis keuangan yang telah memiskinkan banyak warga Lebanon dan melumpuhkan negara.
Israel telah lama memandang Hizbullah sebagai ancaman terbesar di sepanjang perbatasannya. Perang tahun 2006 menewaskan 1.200 orang di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 157 warga Israel, sebagian besar tentara.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menggambarkan kekerasan tersebut sebagai “pertukaran saling balas antara Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel di utara,” memperkirakan Israel akan tetap fokus pada ancaman dari Hizbullah “di masa mendatang.”
“Dan tentunya tidak seorang pun ingin melihat konflik lain terjadi di wilayah utara di perbatasan Israel,” katanya kepada wartawan di Seoul, meskipun ia mengatakan sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi.
Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Center berkata: “Saya jelas melihat eskalasi yang lebih luas, namun saya tidak yakin akan terjadinya konflik penuh yang tidak diinginkan oleh siapa pun.”
“Tidak ada seorang pun yang menginginkan hal ini di satu sisi, dan saya pikir AS memainkan peran yang kuat dalam mengendalikan keadaan,” katanya.
Samakan Beirut dengan Gaza
Meningkatnya eskalasi pertempuran di perbatasan Lebanon antara IDF dan Hizbullah belangan mengusik Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Beberapa waktu sebelum serangan Hizbullah yang menewaskan tentara IDF tersebut, Gallant mengeluarkan ancaman membombardir Beirut, Ibu Kota Lebanon, sebagai tanggapan atas pidato Hassan Nasrallah.
Gallant memperingatkan Hizbullah bila perang yang dilancarkan akan mengakibatkan kehancuran yang luas di Lebanon seperti halnya di Gaza yang menjadi medan pertempuran Israel dengan Hamas.