Tentara Israel Geledah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza dan Interogasi Pasien hingga Pegawai
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat mengkhawatirkan pasien dan staf mereka yang kehilangan kontak.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PALESTINA - Militer Israel telah menyerbu rumah sakit terbesar di Gaza dalam aksi yang mereka sebut sebagai “operasi yang ditargetkan terhadap Hamas”.
Seorang saksi mata di Rumah Sakit Al-Shifa mengatakan bahwa pasukan Israel bergerak semalaman dan menginterogasi orang-orang di dalam rumah sakit.
Israel telah lama menuduh Hamas memiliki pusat komando di bawah bangunan RS Al-Shifa.
Demikian pula Amerika Serikat (AS) mengklaim punya data intelijen yang mendukung tuduhan Israel, namun Hamas membantahnya.
Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan dia merasa ngeri karena rumah sakit bukanlah medan pertempuran.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat mengkhawatirkan pasien dan staf mereka yang kehilangan kontak.
BBC telah berbicara dengan seorang jurnalis dan beberapa dokter di dalam rumah sakit untuk mencoba mencari tahu apa yang terjadi di sana.
Sementara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga telah memberikan informasi terkini.
"Kami tidak dapat mengonfirmasi penuturan pihak mana pun secara independen," katanya.
Baca juga: Warga Jerman Khawatir Kekerasan Gaza Picu Serangan Teror
Kesaksian jurnalis di dalam RS Al-Shifa
Khader Al-Zaanoun, warga Gaza sekaligus jurnalis yang berada di rumah sakit tersebut, berkata kepada wartawan BBC Rushdi Abu Alouf bahwa tentara Israel “menguasai penuh” RS Al-Shifa.
Ia mengatakan sekitar 100 tentara komando telah memasuki bangunan utama rumah sakit pada malam hari dan enam tank juga berada di area rumah sakit
“Mereka memasuki unit gawat darurat utama, beberapa tentara mengenakan masker dan berteriak dalam bahasa Arab 'jangan bergerak, jangan bergerak'."