Tentara Israel Geledah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza dan Interogasi Pasien hingga Pegawai
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat mengkhawatirkan pasien dan staf mereka yang kehilangan kontak.
Editor: Hasanudin Aco
Mereka menginterogasi semua staf rumah sakit dan para pasien sembari didampingi tenaga medis dan penerjemah bahasa Arab.
Melalui pengeras suara, militer Israel meminta semua pria berusia antara 16 dan 40 tahun meninggalkan gedung rumah sakit, kecuali bagian bedah dan gawat darurat, dan pergi ke halaman rumah sakit.
Menurut Khader, tentara Israel melepaskan tembakan ke udara untuk memaksa mereka yang masih berada di dalam untuk keluar.
Dia juga mengatakan mereka telah memasang alat pemindai dan meminta semua orang untuk melewatinya.
Muhammad Zaqout, direktur jenderal RS Al-Shifa, juga memberikan penjelasan tentang bagaimana serangan itu terjadi.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, dia mengatakan “tidak ada satu peluru pun” yang ditembakkan – karena “tidak ada perlawanan atau tahanan” di dalam.
Namun, menurut Dr Marwan Abu Saada, kepala bedah di rumah sakit Al-Shifa, militer Israel menyebabkan “kehancuran besar” di unit radiologi.
“Tentara Israel menyerbu departemen radiologi di gedung bedah subspesialisasi,” katanya dalam pesan yang dikirim ke BBC.
“Mereka mengisolasi laki-laki di satu ruangan dengan tangan terikat dan melakukan penghancuran besar-besaran pada CT [pemindai], dan juga pada mesin MRI dan beberapa [USG] serta furnitur.
“Dua orang dari tim pemeliharaan gedung telah ditangkap.”
BBC belum dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.
Selang 14 jam kemudian, BBC mendapat laporan bahwa pasukan Israel mulai mundur.
IDF kemudian merilis sebuah video pada Rabu (15/11) malam yang mereka klaim menunjukkan senjata dan peralatan yang disembunyikan oleh Hamas di di berbagai bagian rumah sakit.