Wanita Rusia Akui Bersalah atas Pembunuhan Blogger Militer Vladlen Tatarsky, Hadapi 29 Tahun Penjara
Darya Trepova (26) yang dituduh menewaskan blogger militer bernama Vladlen Tatarsky, mengaku bersalah dalam persidangan di St Petersburg.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
Setelah reses, hakim ketua mengumumkan bahwa pengadilan menerima informasi bahwa korban lain dari serangan bom bulan April telah meninggal, menurut situs berita St. Petersburg, Fontanka.
Pengacara Trepova mengatakan kematian tersebut belum dapat dikonfirmasi dan tidak dimasukkan dalam materi kasus.
Baca juga: Kronologi Pengeboman yang Tewaskan Vladlen Tatarsky, Tersangka Mengaku Dijebak
Menurut laporan yang belum diverifikasi oleh Mash, saluran berita Telegram yang dikabarkan memiliki tautan ke dinas keamanan Rusia, korbannya adalah "Viktor P" yang berusia 58 tahun.
Outlet tersebut mengklaim bahwa pria tersebut meninggal pada 1 November 2023 karena 'kecelakaan' yang tidak ada hubungannya dengan pemboman kafe, yang mengakibatkan dia menderita luka ringan.
Sosok Vladlen Tatarsky
Sasaran serangan bom, Vladlen Tatarsky, yang bernama asli Maxim Fomin.
Ia adalah salah satu blogger militer Rusia yang paling terkenal.
Tatarsky lahir di Donbas, jantung industri Ukraina, Sky News melaporkan.
Vladlen Tatarsky memulai kehidupan kerjanya sebagai penambang batu bara sebelum memulai bisnis furnitur.
Baca juga: Rusia Kesal PBB & Asosiasi Jurnalis Internasional Terkesan Abaikan Kasus Pembunuhan Vladlen Tatarsky
Namun ketika mengalami kesulitan keuangan, ia memilih untuk merampok bank dan dijatuhi hukuman penjara.
Ia melarikan diri dari tahanan setelah pemberontakan separatis yang didukung Rusia meletus di Donbas pada tahun 2014, beberapa minggu setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina.
Vladlen Tatarsky kemudian bergabung dengan kelompok pemberontak separatis dan berjuang di garis depan sebelum menjadi seorang blogger.
Ia terkenal dengan pernyataannya kuat dan retorika pro-perangnya yang bersemangat.
Vladlen Tatarsky juga dikenal karena pandangan garis kerasnya.
Ia pernah mengkritik komandan militer Rusia serta Presiden Rusia Vladimir Putin karena terlalu lunak dalam pendekatan mereka.
Baca juga: Jubir Kemenlu Rusia: Blogger Vladlen Tatarsky Sudah Lama Jadi Target Pembunuhan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.