Wanita Rusia Akui Bersalah atas Pembunuhan Blogger Militer Vladlen Tatarsky, Hadapi 29 Tahun Penjara
Darya Trepova (26) yang dituduh menewaskan blogger militer bernama Vladlen Tatarsky, mengaku bersalah dalam persidangan di St Petersburg.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita Rusia, Darya Trepova (26) yang dituduh menewaskan blogger militer bernama Vladlen Tatarsky, mengaku bersalah dalam persidangan di St. Petersburg Western District Military Court pada Rabu (15/11/2023).
Penyelidik mengatakan Darya Trepova membunuh Tatarsky atas perintah Ukraina dan bekerja dengan bantuan aktivis anti-Kremlin.
Terlihat mengenakan kemeja putih dan sweter V-neck hitam, Darya Trepova berdiri mendengarkan dakwaan melakukan terorisme, dikutip dari The Moscow Times.
Jaksa mengatakan Trepova dengan sengaja memberi Tatarsky sebuah patung yang dipasangi bahan peledak dalam sebuah acara di sebuah kafe di St. Peterburg pada bulan April kemarin.
Patung itu meledak beberapa menit setelah Tatarsky terima, lapor Al Jazeera.
Blogger militer yang dikenal pro-perang Rusia melawan Ukraina itu tewas seketika.
Baca juga: Pengkhianat Rusia Ungkap Kelompok di Balik Pengeboman yang Tewaskan Blogger Tatarsky
Sedikitnya 30 orang lainnay terluka dalam insiden tersebut.
"Saya menegaskan, saya tidak tahu bahwa saya membawa alat peledak," ucap Trepova dalam sidang.
Ia mengaku bersalah sebagian, menurut kantor berita TASS.
Trepova diadili bersama seorang laki-laki bernama Dmitry Kazintsev, yang juga mengaku hal yang sama.
Trepova menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara atas tuduhan terorisme, 15 tahun karena perdagangan senjata, dan empat tahun karena pemalsuan.
Baca juga: Tersangka Bom Kafe St Petersburg Didakwa Terorisme atas Tewasnya Blogger Rusia Vladlen Tatarsky
Tanggapan Keluarga Korban
Salah satu kerabat korban bernama Maria Korolyova mengatakan kepada AFP, "Apakah dia sadar atau tidak membawa bom, itu tidak penting, (faktanya) bom itu menewaskan seseorang dan melukai orang lain".
"Dia harus dihukum berat," imbuhnya.
Sekitar 25 orang yang terluka dalam serangan itu hadir pada sidang hari Rabu (15/11/2023), menurut seorang jurnalis AFP.