Warga Palestina Sulit Salat Jumat di Masjid Al Aqsa Sejak Meletus Perang Hamas-Israel 7 Oktober 2023
Sejak awal konflik, pasukan polisi Israel telah melarang sebagian besar warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Palestina kini makin kesulitan menjalani ibadah terutama shalat Jumat di Masjid Al Aqsa di Jerusalem Timur sejak meletus perang antara Israel dan pejuang Hamas di Jalur Gaza, 7 Oktober 2023 lalu.
Sejak awal konflik, pasukan polisi Israel telah melarang sebagian besar warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut.
Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur merupakan kiblat pertama umat Islam. Biasanya, masjid tersebut didatangi hingga puluhan ribu jamaah untuk salat setiap hari Jumat.
Namun kini tentara Israel melakukan pembatasan secara sewenang-wenang terhadap siapa saja yang boleh memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa dan kemudian memicu gelombang protes warga Palestina.
Selama beberapa minggu terakhir, pasukan Israel telah menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina yang mencoba memaksa shalat di jalan-jalan sekitar Masjid Al-Aqsa dan menyerang beberapa jurnalis yang meliput peristiwa tersebut.
“Mereka tidak mengizinkan kami masuk, menindas kami, dan memukul kami,” kata Mohammad Salaymeh, seorang pria berusia 18 tahun yang tidak bisa salat di Masjid Al-Aqsa sejak awal perang.
Jihad Taha, 47, yang juga dilarang masuk pada hari Jumat, mengatakan pembatasan tersebut adalah bagian dari kampanye yang lebih luas terhadap penduduk Palestina di Yerusalem.
“Tujuannya untuk memberikan tekanan kepada warga Kota Tua pada umumnya, dan warga Yerusalem pada umumnya,” ujarnya.
Meskipun laki-laki muda lebih mungkin untuk dihentikan dibandingkan laki-laki lain, mereka bukanlah satu-satunya target.
Bassima Zaidan, seorang wanita berusia 57 tahun yang berjalan kaki dari lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem untuk mencapai masjid, mengatakan dia dikembalikan oleh petugas polisi setelah menunggu selama 30 menit.
Baca juga: Listrik Padam, Jaringan Komunikasi Mati, Pengiriman Bahan Pangan PBB ke Gaza Ikut Terhenti
Dia bilang dia menyuruhnya untuk: "Kembali, kembali ke Ras al-Amud."
Salat yang biasanya dihadiri rata-rata 50.000 jamaah di dalam dan sekitar masjid, hanya dihadiri sekitar 4.000 jamaah pada minggu ini.
“Ada pembatasan yang sangat ketat untuk mencegah jamaah masuk,” Mustafa Abu Sway, anggota Dewan Wakaf Islam di Yerusalem, mengatakan kepada Middle East Eye.
“Mereka tidak mengizinkan generasi muda, misalnya, berdampingan dengan orang-orang yang terkadang berusia 80 tahun. Tapi itu sangat bergantung pada individu polisi yang punya kewenangan.”
Baca juga: Negara-negara Arab Enggan Jadi Tukang Cuci Piring Pasca Kehancuran Gaza oleh Kebrutalan Israel