Rudal Fattah II Iran Jadi Ancaman Sekaligus Pesan Kutukan ke Israel
Hal ini menjadi peringatan bagi Israel, musuh bebuyutan Iran, yang kini sedang menginvasi Palestina.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Iran telah meluncurkan versi terbaru dari rudal hipersoniknya pada Minggu (19/11/2023) dalam sebuah pameran militer untuk pemimpin tertinggi negara tersebut.
Hal ini menjadi peringatan bagi Israel, musuh bebuyutan Iran, yang kini sedang menginvasi Palestina.
Media pemerintah Iran mengatakan rudal Fattah II adalah kendaraan luncur hipersonik (HGV), sebuah proyektil yang meluncur ke sasarannya setelah peluncuran awal, menawarkan kemampuan manuver yang jauh lebih besar dibandingkan hulu ledak balistik yang bergerak dalam pola busur yang lebih dapat diprediksi.
Baca juga: Israel Bombardir Gaza, Abu Ubaida: Hamas Hilang Kontak dengan Penjaga Sandera
Tidak ada informasi lebih lanjut yang diberikan mengenai versi upgrade dari rudal tersebut, namun Iran mengatakan Fattah mampu bermanuver dengan kecepatan hingga Mach 15 (5,1 km atau 3,2 mil per detik) dengan jangkauan 1.400 km (870 mil).
Adapun peluncuran rudal hipersonik terbaru Iran sekaligus diiringi dengan seruan yang dilontarkan pemimpin tertingginya Ayatollah Ali Khamenei yang kembali mengutuk Israel dan sekutu Baratnya atas perang mereka di Jalur Gaza, di mana perang tersebut telah menewaskan lebih dari 12.000 warga Palestina, hampir setengah dari mereka adalah anak-anak.
Meski jarak Iran dengan Israel cukup jauh yaitu 2.000 kilometer dan tak mungkin dijangkau dengan rudal ini, tapi Iran bisa menyerang Israel melalui sekutunya, Suriah, yang jaraknya relatif terjangkau yaitu 750 km lebih, atau melalu Hizbullah di Lebanon, 400-an km.
Khamenei mengatakan “rezim Zionis adalah simbol rasisme”, dan menambahkan dukungan Barat terhadap pemboman selama berminggu-minggu di daerah kantong tersebut berarti para pemimpin Barat “juga percaya pada rasisme dan tidak melihat ada yang salah dengan hal tersebut”.
Baca juga: Israel Bingung dan Ribut Sendiri Soal Gaza, Hamas Masih Bercokol dan Atur Alur Skenario Perang
“Pemerintahan Islam harus memutuskan hubungan politik mereka dengan rezim Zionis setidaknya untuk waktu yang terbatas,” kata Khamenei, sembari menyerukan negara-negara Muslim untuk memotong aliran energi dan barang ke Israel.
Di bawah payung “poros perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata di seluruh kawasan yang didukung Iran, Hizbullah Lebanon dan Houthi Yaman telah terlibat dalam pertempuran lintas batas dengan Israel sejak bulan lalu sebagai solidaritas dengan pejuang Hamas.