Tak Ada Bahan Bakar untuk Mobil, Warga Gaza Beralih Gunakan Kereta Kuda
Gerobak telah menjadi moda transportasi utama bagi warga sipil untuk berkeliling mencari makanan, kebutuhan sehari-hari, atau melarikan diri Israel
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Namun, katanya, situasi sebelumnya jarang mencapai titik di mana hampir tidak ada mobil di jalanan sama sekali.
“Saya yakin saat ini adalah saat yang paling sulit karena sudah lebih dari 40 hari berlalu dan tidak ada yang tahu berapa lama situasi ini akan berlangsung, bahkan pasukan pendudukan Israel pun tidak tahu,” katanya.
Baca juga: Soal IDF Sediakan Inkubator, Dibantah Direktur RS Al-Shifa: Kami Punya, tapi Tak Ada Bahan Bakar
Jadi alat transportasi utama
Sebelum serangan Israel, gerobak dianggap sebagai alat transportasi lokal yang hanya digunakan oleh masyarakat sangat miskin dan terpinggirkan.
Saat ini, semua lapisan masyarakat sangat mengandalkannya.
“Saya membawa dokter ke rumah sakit dengan gerobak saya dua minggu lalu,” kata Azaiza.
"Dia memberi tahu saya bahwa dia memiliki mobil yang dia gunakan selama tiga minggu pertama perang, sebelum dia kehabisan bahan bakar dan tidak dapat menemukan bahan bakar di mana pun."
"Dia harus berpindah antara rumah sakit dan rumahnya setiap beberapa hari, jadi dia tidak bisa menemukan jalan lain selain gerobak."
Penduduk Jalur Gaza bagian utara dan Kota Gaza tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena tank-tank Israel sudah mengepung jalan-jalan utama.
Tetapi penduduk yang berada di Jalur Gaza tengah dan selatan masih dapat bergerak di antara kedua wilayah tersebut, tetapi dengan risiko tinggi menjadi sasaran serangan militer Israel.
Souq, atau area pasar, di Deir al-Balah penuh sesak pada siang hari, sebagian besar adalah pengungsi yang meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza tanpa membawa pakaian, selimut atau makanan yang mereka simpan pada awal pemboman.
Untuk membeli kebutuhan pokok dari Souq, orang-orang dari berbagai daerah di Jalur Gaza tengah datang dengan “taksi”.
Baca juga: 83 Masjid Hancur akibat Serangan Udara Israel di Gaza, 170 Lainnya Alami Kerusakan
“Saya belum pernah naik gerobak dalam hidup saya sebelumnya, dan gagasan untuk bergerak dengan kereta yang diseret oleh keledai pada awalnya lucu, tapi sekarang saya naik 'taksi' ini beberapa kali sejak kami tiba di Deir al-Balah," ujar Mona Aklouk, seorang pengungsi warga Kota Gaza, kepada MEE.
“Kalau tidak, kami harus berjalan jauh untuk membeli kebutuhan sehari-hari."