Tak Ada Bahan Bakar untuk Mobil, Warga Gaza Beralih Gunakan Kereta Kuda
Gerobak telah menjadi moda transportasi utama bagi warga sipil untuk berkeliling mencari makanan, kebutuhan sehari-hari, atau melarikan diri Israel
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Sekitar dua atau tiga minggu yang lalu, belum banyak gerobak berkeliaran di jalanan sebagai alat transportasi."
"Jadi saya biasa berjalan sekitar 5 kilometer setiap hari untuk sampai ke pasar sayur."
'Pembatasan bahan bakar sebagai senjata perang'
Sejak minggu pertama serangan Israel, semua pompa bensin dan bahan bakar di sekitar Jalur Gaza telah ditutup.
Israel telah melarang masuknya bahan bakar dari Mesir dan mengancam akan menargetkan setiap truk bahan bakar atau bantuan yang memasuki wilayah tersebut melalui perbatasan Rafah tanpa persetujuan sebelumnya.
Selain menyebabkan krisis transportasi dan menghambat kerja lembaga bantuan di wilayah yang terkena dampak bencana, pelarangan bahan bakar pada akhirnya menyebabkan krisis yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehari-hari warga.
Setelah kehabisan gas untuk memasak, mayoritas warga kini mengandalkan batu bara dan kayu untuk membuat api memasak.
"Semuanya telah berubah dalam aktivitas hidup kami sehari-hari. Kami meninggalkan rumah kami dan membiarkan semuanya normal. Saya punya gas untuk memasak di rumah saya di Kota Gaza, tapi siapa yang bisa kembali dan membawanya sekarang?" kata Aklouk.
Baca juga: PBB Gagal Bujuk Israel Setop Pemboman, Iran: Simpati untuk Gaza Tak Lagi Cukup
“Tank-tank tersebut mengepung lingkungan kami.”
“Kita sudah lupa betapa mudahnya hidup kita dibandingkan sekarang."
"Ketika dunia menganggap remeh mobil, kita tidak bisa menemukan alat transportasi apa pun selain gerobak, dan alih-alih memasak dengan gas, kita sekarang memasak dengan kayu dan batu bara.”
Pada hari Rabu (15/11/2023), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengatakan pihaknya menerima 23.027 liter bahan bakar dari Mesir di bawah pembatasan ketat yang diberlakukan oleh otoritas Israel.
Jumlah tersebut hanya akan digunakan untuk mentransfer bantuan dari Rafah ke wilayah lain di Gaza, kata Unrwa.
Badan PBB tersebut menambahkan bahwa jumlah tersebut hanya mewakili sekitar sembilan persen dari kebutuhan hariannya untuk melanjutkan aktivitas penyelamatan nyawa di Jalur Gaza.
“Penggunaan bahan bakar sebagai senjata perang harus segera dihentikan,” katanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)