Dituding Antisemit, Regulator Keuangan New York Desak Dewan Direksi Tesla Beri Sanksi Elon Musk
Regulator keuangan Kota New York, Amerika Serikat Brad Lander telah meminta dewan direksi Tesla untuk memberikan sanksi kepada Elon Musk
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO – Regulator keuangan Kota New York, Amerika Serikat Brad Lander telah meminta dewan direksi Tesla untuk memberikan sanksi kepada Elon Musk atas komentar antisemit di platform media sosial X.
Lander menilai tindakan Musk menciptakan masalah bagi Tesla, mengutip bagian dari kode etik bisnis pembuat mobil yang melarang intimidasi “di tingkat organisasi mana pun”.
“Ada risiko nyata jika dia dianggap antisemit, hal itu dapat berdampak pada penjualan dan nilai Tesla,” kata Lander.
Baca juga: Bagaimana Pemuda Muslim Prancis Bantu Rabi Yahudi Tangkal Antisemitisme
Lander menambahkan dewan direksi Tesla harus menjelaskan kepada Musk bahwa dia perlu mengambil langkah-langkah seperti mencopot jabatannya dan meminta maaf.
“Jika Musk gagal melakukannya, dewan direksi Tesla harus mempertimbangkan tindakan seperti memotong gajinya, menangguhkannya atau bahkan memberhentikannya,” ujar Lander.
Dukungan Musk terhadap postingan antisemitisme tersebut menimbulkan kecaman dari Gedung Putih, yang menuduh Musk melakukan promosi kebencian antisemit dan rasis yang bertentangan dengan nilai-nilai inti sebagai orang Amerika.
Tak hanya itu, investor kecil termasuk Nia Impact Capital dan Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Wealth & Investment Management juga menyuarakan keprihatinan atas tindakan Musk.
Sebagaimana diketahui, Musk mendukung postingan antisemit di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter pada 15 November 2023. Postingan tersebut secara keliru mengklaim anggota komunitas Yahudi memicu kebencian terhadap orang kulit putih.
Musk lantas membantah jika dirinya mendukung antisemitisme, dan CEO platform X Linda Yaccarino mengatakan "data akan menceritakan kisah sebenarnya" tentang upaya perusahaan untuk memerangi antisemitisme.