Mantan PM Israel Olmert: Netanyahu Harus Disingkirkan Sekarang, Dia Berbahaya
Mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert mengatakan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya merupakan “bahaya nyata” bagi stabilitas Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Saat menjabat, ia memimpin Perang Lebanon tahun 2006, menyaksikan Hamas mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza pada tahun 2007 dan sering menghadapi serangan roket dari Hamas selama periode musim panas 2008.
Pada saat yang sama, Olmert tetap berkomitmen untuk menemukan jalan menuju solusi dua negara dan tetap tertarik untuk bernegosiasi dengan Palestina.
Baca juga: Menlu Iran Estafet Temui Petinggi Hizbullah, Hamas, dan PIJ: Bersiap Hadapi Serangan Penuh Israel?
Ini bukan pertama kalinya Netanyahu diminta mundur dari jabatannya.
Pertengahan November lalu, Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera mengundurkan diri.
Permintaan Yair Lapid itu di tengah pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel terhadap Gaza.
Pemimpin oposisi Israel itu telah menyerukan mosi tidak percaya di parlemen, yang akan memungkinkan pembentukan pemerintahan baru yang dipimpin oleh perdana menteri lain.
“Netanyahu harus segera pergi," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Israel, Rabu (15/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
"Kita butuh perubahan, Netanyahu tidak bisa tetap menjadi perdana menteri,” sambung Lapid.
Lapid juga menuduh Netanyahu dan aparat keamanan di bawah kepemimpinannya melakukan 'kegagalan yang tidak dapat diampuni' karena tidak mencegah serangan pada 7 Oktober 2023.
“Kami tidak bisa membiarkan diri kami melakukan kampanye jangka panjang di bawah perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan masyarakat,” lanjutnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Nuryanti)