Serangan Drone Israel di Lebanon Tewaskan 1 Komandan Brigade Al Qassam dan 2 Relawan Perang Turki
Israel kembali melancarkan serangan drone militer di Lebanon yang menargetkan seorang komandan Hamas di perbatasan Lebanon-Israel.
Penulis: Choirul Arifin
“Mudah-mudahan kita diberikan kesyahidan. Saat ini, di rumah saya, sebagai keluarga, kami menerima ucapan selamat, bukan belasungkawa.”
Dua sumber Salafi mengatakan kepada MEE bahwa Erdal, yang juga terbunuh dalam serangan itu, dipenjara selama beberapa waktu karena aktivitasnya dalam perang Suriah dan dibebaskan pada tahun 2023. Namun, rinciannya masih belum jelas.
Sumber mengatakan bahwa Erdal dipengaruhi oleh gerakan utama Salafi yang diikuti oleh Kurdi dan dia memiliki hubungan dengan komunitas asal Kurdi.
Sumber-sumber Lebanon mengatakan kepada MEE bahwa serangan pesawat tak berawak Israel terjadi karena informan lokal yang bekerja untuk Israel. Sumber tersebut mengatakan orang yang memberikan koordinat kendaraan kepada Israel telah ditahan oleh Brigade Qassam.
Brigade Qassam di Lebanon belum membuat pernyataan mengenai masalah ini dan tidak menanggapi permintaan komentar dari MEE.
Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko: Konflik Hamas-Israel Berpotensi Picu Perang Dunia
Sejak serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, bentrokan terus berlangsung di perbatasan Lebanon-Israel.
Sebanyak sembilan orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon pada hari Selasa, termasuk Ozturk dan Erdal serta dua jurnalis, dua warga sipil lainnya, dan lima anggota Hamas.
Terutama, serangan terhadap Israel dari Lebanon dilakukan oleh gerakan bersenjata Lebanon Hizbullah, yang telah kehilangan 85 pejuangnya.
Sementara itu, pemboman Israel dan serangan darat di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 14.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 5.000 anak-anak.
Sumber: Middle East Eye