Beberapa Negara Mulai Waspadai Pneumonia Misterius yang Menggila di China, WHO Mulai Bergerak
Wabah pneumonia misterius yang saat ini menggila di China membuat beberapa negara mulai meningkatkan kewaspadaannya. WHO mulai bergerak.
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Wabah pneumonia misterius yang saat ini menggila di China membuat beberapa negara mulai meningkatkan kewaspadaannya. Salah satunya India.
Pemerintah India menyebut bahwa situasi wabah pneumonia yang sedang berlangsung di China sedang diawasi dengan cermat.
Menteri Kesehatan Kerala Veena George bahkan menyebut tim pejabat kesehatan di negaranya dalam keadaan siaga.
“Kami masih memantau situasi dengan ketat. Tim kami waspada. Mereka melihat situasi,” kata Menkes Kerala Veena dikutip dari Hindustan Times, Senin(27/11/2023).
Berbicara mengenai wabah pneumonia kata dia pendekatan yang dilakukan nantinya akan berbeda dengan negara lain.
Baca juga: Pneumonia Misterius Menggila di China Kondisi RS Penuh Sesak Kebanyakan Pasien Anak-anak
Hal tersebut juga belajar dari pandemi covid-19.
"Mereka(China)melakukan lockdown dalam jangka waktu yang lebih lama. China kemudia memberikan relaksasi hanya setahun setelahnya. Secara global telah ditemukan bahwa tingkat kekebalan alami pada anak-anak berkurang karena pandemi ini. China sudah mulai mengalaminya sekarang. Inilah yang dianalisis oleh para ahli kesehatan kami," kata dia.
Kerala salah satu negara bagian di India seringkali lebih rentan terhadap virus, karena terdapat lebih banyak pergerakan internasional.
Alasan lainnya adalah sebagian besar penduduk negara bagian ini tersebar di seluruh dunia. Dari cacar monyet hingga COVID-19, kasus pertama dilaporkan berasal dari Kerala.
Indonesia juga mulai mewaspadai penyakit pneumonia misterius di China. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu memastikan pemerintah terus memonitor perkembangan kasus pneumonia 'misterius' yang dilaporkan di China.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan peningkatan kejadian penyakit pernapasan di China. Pemerintah China mengaitkan peningkatan ini dengan pencabutan pembatasan COVID-19 dan peredaran patogen.
Seperti influenza, mycoplasma pneumoniae (infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak), virus pernapasan syncytial (RSV), dan SARS-CoV-2.
Pihak terkait di China pun menekankan perlunya peningkatan pengawasan penyakit di fasilitas kesehatan dan lingkungan masyarakat. Serta memperkuat kapasitas sistem kesehatan untuk menangani pasien.
Selanjutnya pada 21 November 2023 media dan ProMED melaporkan kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China utara.