Kesaksian Saat Pertukaran Tawanan di Gaza: Hamas Benar-benar Tidak Bisa Dibunuh Israel
setelah bombardemen dan operasi darat IDF di Gaza Utara, para anggota pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, masih bisa ke luar dari sarang
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kesaksian Saat Pertukaran Tawanan di Gaza: Hamas Benar-benar Tidak Bisa Dibunuh Israel
TRIBUNNEWS.COM - Satu dari beragam sudut pandang yang muncul atas gencatan senjata di Gaza bertajuk pertukaran tawanan Palestina dan Israel, adalah betapa Hamas menjadi sebuah milisi yang betul-betul tangguh untuk dihadapi oleh tentara Israel (IDF).
Kesaksian dari jurnalis Memo, Motasem A Dalloul, dalam sebuah kolom opini menyiratkan, ketangguhan Hamas itu lahir dari ketabahan rakyat Gaza, Palestina dalam menghadapi keperkasaan lawan mereka, Israel yang jauh lebih kuat dalam berbagai hal.
Faktanya, setelah bombardemen dan operasi darat IDF di Gaza Utara, para anggota pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, masih bisa ke luar dari sarangnya secara elegan dan menyerahkan sandera ke pihak ketiga, Palang Merah Internasional.
Baca juga: Taktik Baru Gerilya Hamas Lawan IDF, Pancing Tentara Israel Pakai Speaker Lalu Hujani Tembakan
Berikut kesaksian jurnalis tersebut saat menyaksikan Brigade Al-Qassam, melepaskan sandera-sandera Israel yang mereka tawan:
Setelah 50 hari pemboman Israel tanpa henti di Jalur Gaza dan lebih dari 20 hari operasi darat, Israel terkejut melihat Hamas melepaskan tawanannya dari daerah kantong pantai yang terkepung dan diduduki.
Saat melewati pusat kota, yang hancur sebelum dimulainya operasi darat (Israel), untuk mencari makanan, saya menemukan orang-orang berkumpul di sekitar sejumlah kendaraan.
Awalnya saya mengira mereka akan mendapatkan makanan atau bantuan, namun ketika saya mendekat, saya menemukan anggota Brigade Al-Qassam dengan senjata dan seragam berdiri bersama tim dari Palang Merah Internasional (ICRC).
Saya bertanya kepada salah satu anggota tim ICRC apa yang terjadi dan mereka diberitahu: “Kami sedang menjemput tawanan Israel.”
Beberapa menit kemudian, para anggota milisi perlawanan Palestina membuka pintu kendaraan mereka dan melepaskan warga Israel dan tiga pekerja Thailand, lalu menyerahkan mereka dengan aman dan damai kepada tim ICRC di tengah-tengah teriakan yang memuji Hamas dan sayap militernya, Brigade Al-Qassam.
Ini sangat mengesankan saya karena berbagai alasan.
Baca juga: Jenderal Israel: Hamas Berhasil Berhentikan Perang, Secara Resmi Mereka Menang
Setelah 50 hari pengeboman brutal di udara, laut, dan darat yang membuat Gaza menjadi puing-puing, masyarakat masih menunjukkan dukungan kepada Hamas.
Mereka tidak marah meskipun ada upaya dari media Israel dan internasional untuk menyalahkan Hamas atas kehancuran Gaza dan kelaparan rakyatnya.
Situasi ini mengingatkan pada pernyataan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell bahwa Hamas bukan sekadar sekelompok individu tetapi sebuah ide dan ideologi yang tidak dapat dibunuh.