Pengakuan Sandera Hamas dan Tahanan Israel: Alami Siksaan Tapi Ada yang Diberikan Makan Enak
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperpanjang mulai hari ini, Selasa (28/11/2023) hingga Rabu (29/11/2023) besok.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Israel dan Hamas telah menjalani gencatan senjata selama empat hari sejak Jumat (24/11/2023), dan diperpanjang selama dua hari hingga Rabu (28/11/2023).
Saat jeda perang tersebut, terjadi pertukaran sandera oleh kedua belah pihak.
Data terakhir dalam laporan Al Jazeera, dalam kurun waktu tiga hari pertama gencatan senjata, total 175 orang telah dibebaskan.
Angka itu terdiri atas sedikitnya 58 orang yang sebelumnya disandera Hamas dan sedikitnya 117 warga Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Baca juga: Kelompok Muslim Thailand Lakukan Dialog dengan Hamas untuk Jamin Pembebasan Sandera
Setelah dibebaskannya para sandera dan tahanan tersebut, terungkap fakta-fakta perlakuan yang dialami mereka.
Seperti dialami Vetoon Phoome yang warga negara Thailand menjadi sandera Hamas.
Ia dibebaskan Hamas akhir pekan kemarin, di mana saudara perempuan Phoome menjelaskan kondisi adiknya terlihat sehat pasca keluar dari markas Hamas di Gaza.
“Wajahnya sangat bahagia, dan dia tampak baik-baik saja. Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa atau diserang dan hanya diberi makanan enak,” jelas Roongarun Wichanguen, saudara peremuan dari Phoome
“Dia dirawat dengan sangat baik. Sepertinya dia hanya tinggal di rumah, bukan di terowongan,” tambah Wichanguen dikutip dari New York Post.
Tak hanya itu, dalam cuplikan video yang dirilis militan Hamas terlihat dengan jelas kondisi fisik para tawanan yang sehat tanpa ada luka. Bahkan mereka tampak bersih dengan baju yang pantas.
Dalam video lainnya, seorang tentara Hamas tampak mengantar wanita yang menggunakan tongkat.
Keduanya bertukar salam perpisahan. "Selamat tinggal Maya," ucap salah satu tentara Hamas. Sang wanita yang diketahui bernama Maya, dengan tersenyum menjawab "Selamat tinggal, syukron (terima kasih),"
“Mereka bersahabat dengan kami dan merawat seorang pria yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda. Ada seorang perawat yang merawatnya dan memberinya obat-obatan dan antibiotik,” ujar salah satu sandera dalam video.
“Mereka ramah dan menjaga kebersihan tempat dan kami makan bersama. Ketika kami tiba, mereka mengatakan bahwa mereka adalah Muslim yang percaya pada Alquran dan tidak akan menyakiti kami. Mereka sangat murah hati dan ini harus dikatakan,” tambahnya.