Pengakuan Sandera Hamas dan Tahanan Israel: Alami Siksaan Tapi Ada yang Diberikan Makan Enak
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperpanjang mulai hari ini, Selasa (28/11/2023) hingga Rabu (29/11/2023) besok.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan kondisi tawanan Palestina yang disandera Israel.
Tawanan asal Palestina mengungkap pihaknya diperlakukan kurang baik selama ditahan di penjara Israel.
Marah Bakeer, satu dari 39 tahanan asal Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel, wanita 24 tahun ini dipenjara ketika berusia 16 tahun saat masih bersekolah, setelah dituduh berusaha menusuk petugas Israel pada Oktober 2015 ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.
Meski pulang dalam keadaan selamat, namun Bakeer mengatakan bahwa selama ditahan pemerintah Israel banyak tahanan yang mengalami siksaan dan tak pernah mendapatkan perawatan medis selama bertahun – tahun.
“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi saat ditahan,” kata Bakeer sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Adapula Maysoon Al-Jabali, tahanan tertua yang dibebaskan juga turut berbicara tentang perlakukan Israel yang tidak manusiawi, ia mengaku dipukul dan harus menahan lapar,
"Para gadis tahanan dibiarkan menangis, karena mereka mengalami banyak pelanggaran di penjara, dan tingkat keparahan praktik ini meningkat setelah tanggal 7 Oktober lalu," kata Jaabis.
Gencatan Senjata Diperpanjang
Gencatan senjata dalam pertempuran antara Israel dan Hamas diperpanjang dua hari. Artinya gencatan senjata tersebut berlaku mulai hari ini, Selasa (28/11/2023) hingga Rabu (29/11/2023) besok.
"Negara Qatar mengumumkan, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari pada X, sebelumnya Twitter, pada hari Senin, (27/11/2023).
Amerika Serikat menyambut baik kesepakatan pada Senin untuk memperpanjang gencatan senjata antara Israel dan Hamas selama dua hari, dengan mengatakan bahwa mereka berharap jeda kemanusiaan akan berlanjut lebih lama lagi.
"Tentu saja kami menyambut baik pengumuman tersebut. "Kami tentu saja berharap jeda ini diperpanjang, dan itu akan bergantung pada kelanjutan pembebasan sandera oleh Hamas," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Bentrokan Terjadi saat Proses Pembebasan Tahanan Palestina, Israel Serang Warga, 21 Luka-luka
Hamas telah berkomitmen untuk membebaskan 20 perempuan dan anak-anak yang disandera di Jalur Gaza selama dua hari ke depan, tambahnya.
Namun Kirby tidak terlalu berharap bahwa gencatan senjata tersebut bisa menjadi gencatan senjata yang lebih permanen di Gaza.
"Saya tidak akan berbicara atas nama Pasukan Pertahanan Israel, namun ketika jeda ini berakhir, mereka telah memperjelas bahwa mereka akan terus menargetkan kepemimpinan Hamas," kata Kirby, dikutip dari Al Jazeera.