Taktik Baru Gerilya Hamas Lawan IDF, Pancing Tentara Israel Pakai Speaker Lalu Hujani Tembakan
Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, menampakkan 'inovasi' mereka dalam taktik pertempuran kota melawan Tentara Israel, IDF
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam insiden baru-baru ini, dia melaporkan, pasukan infanteri yang diikuti oleh tank, datang mendekat untuk menyelidiki suara-suara yang datang dari sebuah gang menuju jalan yang sebelumnya diserang.
Ketika mereka maju, para milisi perlawanan Hamas yang bersembunyi di lantai atas gedung di dekatnya melepaskan tembakan dengan senapan mesin dan rudal anti-tank.
Konfrontasi tersebut memperlihatkan para milisi Hamas Palestina menggunakan alat peledak dan granat untuk menjatuhkan tentara Israel yang menyerang.
Ulasan ini menyoroti bagaimana metode perang gerilya yang digunakan oleh Hamas secara efektif memberi keuntungan bagi mereka dalam pertempuran.
Taktik hit and run dengan sejumlah inovasi tambahan ini disebutkan mampu melemahkan upaya Israel untuk menyerang Gaza dan bahkan mengekangnya sepenuhnya operasi darat IDF di wilayah kantung tersebut.
Garis Komando Lemah
Sebelumnya, laporan media lain Israel, Kan, juga menambahkan, ada masalah yang sedang dihadapi pasukan Israel di Gaza selama gencatan senjata.
"Reorganisasi militer Israel di Gaza masih dalam tahap pembangunan dan peraturannya (garis komando) belum sepenuhnya jelas," tulis laporan tersebut.
Dalam laporannya itu, dari sudut pandang praktis, tentara Israel telah kalah dalam operasi militer mereka di Gaza melawan Hamas.
Hal itu terkait kesepakatan gencatan senjata yang berada dalam alur kendali Hamas, milisi yang menjadi target utama mereka dalam bombardemen Gaza yang memantik amarah dunia Internasional.
Media mencatat kalau tidak akan ada sebanyak 12.000 tentara Israel yang tersisa di Gaza, karena jumlah ini akan dikurangi oleh IDF terkait pengeluaran besar perang.
Suporter Hamas Justru Bertambah
Laporan tersebut juga menyebutkan kalau pasukan pendudukan Israel berupaya mencegah pergerakan warga Palestina dari bagian selatan Jalur Gaza ke utara saat gencatan senjata dimulai.
"Seluruh unit yang bekerja dalam misi ini, menunjukkan bahwa "jelas bahwa mereka tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan mereka untuk menghentikan semua gerakan ini," tulis laporan Kan.
Ulasan ini menyandarkan pada asumsi kalau kembalinya warga Gaza dari selatan ke utara akan memperkuat barisan organisasi Hamas.
Mereka yang kembali, diasumsikan, meninggalkan keluarga -anak dan istri- mereka tetap di Selatan, sementara warga Gaza yang kembali ke Utara datang untuk menengok rumah dan kondisi yang ada; berpotensi siap perang dan bergabung dengan Hamas.