Anggap Houthi Yaman Kurang Ajar, Inggris Kirim Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan ke Perairan Teluk
Inggris secara spesifik, mengidentifikasi pihak jahat dan bermusuhan adalah milisi Houthi dan pihak bersenjata lain di Yaman.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Anggap Houthi Yaman Kurang Ajar, Inggris Kerahkan Kapal Angkatan Laut Kerajaan ke Perairan Teluk
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Inggris mengumumkan pengerahan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan, HMS Diamond ke perairan Teluk dan Samudera Hindia, Kamis (30/11/2023).
Inggris berdalih, pengerahan Kapal Perang HMS Diamond itu bertujuan untuk menjalankan operasi keamanan guna meningkatkan stabilitas dan keamanan regional di kawasan Teluk dan Samudera Hindia.
“Sangat penting bagi Inggris untuk meningkatkan kehadiran kami di kawasan ini, untuk menjaga Inggris dan kepentingan kami aman dari dunia yang lebih bergejolak dan penuh persaingan,” kata Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps.
Baca juga: Pasukan Khusus AS dan Israel Tewas Kena Jebakan Hamas di Gaza, Inggris Kerahkan Unit Elite SAS
Di wilayah tersebut, Inggris saat ini sudah menempatkan sejumlah kapal dari berbagai jenis mulai dari fregat Lancaster, tiga pemburu ranjau, dan sebuah kapal pendukung Royal Fleet Auxiliary.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Inggris menyebut, Kapal perusak, HMS Diamond akan bertugas mencegah eskalasi dari pihak-pihak 'jahat dan bermusuhan' yang berupaya mengganggu keamanan maritim” di wilayah tersebut.
"Kapal HMS Diamond akan melakukan operasi untuk menjamin kebebasan navigasi, meyakinkan kapal-kapal dagang dan memastikan arus perdagangan yang aman," tambah pernyataan tersebut.
Sebut Houthi Kurang Ajar
Inggris secara spesifik, mengidentifikasi pihak jahat dan bermusuhan adalah milisi Houthi dan pihak bersenjata lain di Yaman.
Keputusan pengerahan Kapal perang HMS Diamond, sebut Inggris, dipicu oleh sejumlah hal dan alasan.
“Dari upaya bersama untuk mencegah eskalasi setelah dimulainya konflik baru di Israel dan Gaza, hingga penyitaan MV Galaxy Leader secara tidak sah dan kurang ajar oleh Houthi di Laut Merah – sangat penting bagi Inggris untuk memperkuat kehadiran kita di wilayah tersebut. wilayah ini, untuk menjaga Inggris dan kepentingan kita aman dari dunia yang lebih bergejolak dan penuh persaingan," tulis pernyataan Inggris.
Pengerahan Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris ini terjadi setelah Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan pada 25 November kemarin kalau sebuah kapal barang yang tengah berlayar diperintahkan oleh “entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman” untuk mengubah arah di Laut Merah.
“UKMTO telah mengetahui adanya entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman yang memerintahkan sebuah kapal untuk mengubah arah,” kata badan tersebut.
Lebih lanjut mereka menyarankan semua kapal di sekitar untuk “berhati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan ke UKMTO.”
Yaman Tak Terikat Gencatan Senjata
Diketahui, milisi Houthi di Yaman menyatakan perang terhadap Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat sebagai wujud solidaritas terhadap milisi perlawanan Palestina, Hamas di Gaza.
Belakangan, tentara nasional Yaman juga berikrar untuk melawan Israel dengan berbagai cara, termasuk memblokade jalur pelayaran, termasuk di Selat Bab al-Mandab.
Wakil Perdana Menteri Urusan Pertahanan dan Keamanan di Pemerintahan Sanaa di Yaman, Jalal al-Rowaishan, mengatakan kalau gencatan senjata kemanusiaan sementara, antara Milisi Perlawanan Palestina, Hamas dan Israel, tidak akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menutup Laut Merah yang selama ini digunakan sebagai jalur pelayaran kapal-kapal Israel.
“Gencatan senjata menyangkut Gaza, dan juru bicara militer mengumumkan bahwa keputusan kami untuk menutup Laut Merah bagi musuh masih berlaku,” tegas al-Rowaishan.
Dia menekankan, posisi Yaman dalam perang di Gaza telah diumumkan secara populer dan resmi, dan menambahkan kalau Yaman tidak akan lagi mencari cara diplomatik sehubungan dengan agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza.