Raup Cuan Puluhan Triliun dari Konflik Ukraina-Rusia, Negara NATO Dihujat Habis-habisan
Norwegia disebut meraup untung puluhan triliun dari konflik Ukraina-Rusia.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
Di sisi lain, Menteri Minyak dan Energi Norwegia Terjen Aasland melakukan pembelaan.
Aasland menyebut Norwegia telah berhasil menyalurkan gas yang amat diperlukan oleh Eropa tatkala kawasan itu dilanda krisis.
Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa disalahkan atas tingginya harga gas dan minyak.
Baca juga: Jelang Musim Dingin, Rusia Terus Lancarkan Serangan ke Pertahanan Sisi Timur Ukraina
Dia juga mengklaim Norwegia menjadi salah satu negara yang sudah banyak memberikan bantuan kepada Ukraina, baik bantuan kemanusiaan maupun bantuan militer.
"Tanpa ekspor dari Norwegia, harga energi akan jauh lebih tinggi," ujar Aasland.
"Semua pihak yang menjual energi mendapatkan uang ketika harga energi amat tinggi, termasuk pemerintah Norwegia.
Posisi Norwegia Makin Penting
Sejak negara-negara Eropa mulai mengurangi impor energi dari Rusia, posisi Norwegia sebagai eksportir energi makin penting.
Tahun lalu Norwegia menjadi eksportir terbesar gas alam ke Eropa. Produksinya pun meningkat hingga 8 persen.
Karena harga melonjak, pendapatan pemerintah Norwegia dari sektor minyak naik hingga hampir tiga kali lipat dari tahun kemarin.
Baca juga: Media Barat Mulai Sindir Presiden Ukraina, Juluki Presiden Zelensky Sebagai Tokoh Pemimpi
Jaz Averty yang menjabat sebagai Wakil Presiden Equinor, salah satu perusahaan energi di Norwegia, mengatakan produk Equinor kini dipandang makin penting daripada sebelum konflik Ukraina.
"Sebelumnya, produk kami mungkin penting. Namun, itu kurang terlihat," katta Averty.
(Tribunnews.com/Febri)