Media AS Ungkap Rencana Serangan Hamas Sudah Diendus Israel Setahun yang Lalu, Tapi Disepelekan
Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa rencana serangan kelompok militan Hamas Palestina sudah diendus oleh Israel, setahun yang lalu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa rencana serangan kelompok militan Hamas Palestina sudah diendus oleh Israel, setahun yang lalu.
Dikutip dari New York Times pada Kamis (30/11/2023), sudah lebih dari setahun yang lalu, para pejabat Israel memperoleh dokumen berisi rencana pertempuran Hamas untuk serangan teror pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.
Dokumen setebal 40 halaman itu tidak menyebutkan tanggal untuk rencana serangan.
Times yang meninjau laporan itu mengatakan, dokumen itu merinci poin demi poin setiap jenis serangan mematikan yang dilakukan Hamas di wilayah Israel pada 7 Oktober.
Dokumen setebal 40 halaman itu diberi nama sandi 'Jericho Wall' (Tembok Jericho) oleh otoritas Israel.
Namun, para pejabat militer dan intelijen Israel memandang sebelah mata rencana serangan tersebut.
Baca juga: Doktrin Tentara Israel Bunuh Kawan Sendiri Berlaku Saat Perangi Hamas, Apa Itu Protokol Hannibal?
Sebab, menurut Times, Tel Aviv menilai bahwa Hamas akan kesulitan untuk melaksanakan rencana itu.
Dokumen itu menguraikan bahwa dalam rencana tersebut, Hamas akan mengepung benteng di sekitar Jalur Gaza, mengambil alih kota-kota Israel, hingga menargetkan pangkalan militer utama.
Poin-poin itu benar dilakukan Hamas dengan tepat pada 7 Oktober 2023 kemarin, lanjut laporan Times.
Tepat hari itu, Sabtu (7/10/2023), militan Hamas menyerang perbatasan Gaza dengan serangan terkoordinasi, yang menewaskan 1.200 orang Israel.
Selain itu, Hamas juga menyandera lebih dari 200 orang.
Ini menjadi serangan paling ganas terhadap Israel sejak negara itu berdiri tahun 1948.
Serangan Hamas saat itu, secara luas dianggap sebagai wujud kegagalan besar intelijen Israel.
Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Hari ke-7: 8 Sandera Dibebaskan, Ditukar 30 Tahanan Palestina
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga menerima kritik tajam dari publik setelah melayangkan tuduhan terhadap pejabat keamanan karena dianggap gagal memperingatkannya tentang serangan dadakan Hamas.