Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Sakit di Gaza Kewalahan Menerima Gelombang Baru Korban Luka Serangan Militer Israel

Rumah Sakit di Gaza Kewalahan menerima gelombang baru korban luka dari serangan Israel setelah mereka menghentikan Gencatan Senjata dan menyerang lagi

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Rumah Sakit di Gaza Kewalahan Menerima Gelombang Baru Korban Luka Serangan Militer Israel
Omar El-Qattaa / AFP
Warga Palestina memeriksa kerusakan di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 26 November 2023 

Rumah Sakit di Gaza Kewalahan Menerima Gelombang Baru Korban Luka Serangan Israel

TRIBUNNEWS.COM- Rumah Sakit di Gaza Kewalahan menerima gelombang baru korban luka dari serangan Israel setelah mereka menghentikan Gencatan Senjata dan langsung menyerang Gaza lagi.

Rumah sakit di Gaza kewalahan menangani korban luka setelah serangan tersebut.

Kelompok-kelompok bantuan dan PBB mengatakan banyak fasilitas kesehatan di daerah Gaza telah hancur, sebagian lagi masih berfungsi namun tidak mampu menangani gelombang baru korban jiwa.

Di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan, seorang pria yang menggendong seorang anak laki-laki dengan kulit kepala berlumuran darah berteriak minta tolong.

Anak laki-laki lain dengan luka di pipi dan air mata berlinang terbaring di bawah selimut. Yang ketiga, wajahnya berlumuran darah, menunggu pengobatan.

Dalam beberapa jam setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan kelompok pejuang Hamas, kementerian kesehatan Gaza tersebut melaporkan bahwa setidaknya 60 orang telah tewas dalam serangan udara Israel.

Berita Rekomendasi

Rekaman yang dilansir Reuters dari Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terbesar kedua di Gaza, menunjukkan banyak orang yang terluka dibawa masuk.

Sementara orang-orang lain menangis di luar rumah di samping jenazah orang-orang terkasih mereka yang tewas dalam serangan tersebut.

Kelompok-kelompok bantuan dan PBB mengatakan sebagian kecil fasilitas kesehatan di daerah kantong yang hancur tersebut masih berfungsi dan tidak mampu menangani gelombang baru korban jiwa.

“Rumah sakit di Gaza kekurangan pasokan dasar, staf dan bahan bakar untuk memberikan layanan kesehatan primer pada skala yang dibutuhkan, apalagi menangani kasus-kasus darurat dengan aman,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Kamis.

Sistem kesehatan yang lumpuh

Gaza memiliki 2,3 juta penduduk sebelum Israel memulai pemboman dan invasi darat sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

Otoritas kesehatan Palestina yang dianggap kredibel oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 warga Gaza dipastikan tewas dan ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.

PBB mengatakan sebanyak 80 persen penduduk mungkin terpaksa meninggalkan rumah mereka.

“Sistem kesehatan di Gaza telah lumpuh akibat pertikaian yang sedang berlangsung,” kata Dr Richard Peeperkorn, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia di Gaza.

“Mereka tidak boleh kehilangan rumah sakit atau tempat tidur rumah sakit lagi,” katanya kepada wartawan melalui tautan video. “Kami sangat prihatin dengan kembalinya kekerasan.”

(Sumber: Palestine Chronicle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas