Pentagon AS: Israel Berpotensi Alami Kekalahan Strategis Lawan Hamas di Perang Gaza
AS memperingatkan, Israel berpotensi menghadapi kekalahan strategis di Jalur Gaza dalam perang melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pentagon AS: Israel Hadapi Kekalahan Strategis Lawan Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin memperingatkan, Israel berpotensi menghadapi kekalahan strategis di Jalur Gaza dalam perang melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas.
Kekalahan strategis Israel dari Hamas, kata Austin, akan terjadi jika warga sipil Palestina tidak mendapat perlindungan saat agresi militer IDF dilanjutkan.
Menurut Austin, banyaknya korban jiwa dari pihak sipil Palestina, justru akan membuat Israel semakin mendapat tekanan dari publik internasional yang berdampak pada melemahnya dukungan, termasuk dari AS sebagai sekutu abadai Tel Aviv.
Baca juga: Media Israel: Hizbullah Tahu Kelemahan IDF di Pertahanan Utara, Serangan Rudal di Seluruh Perbatasan
“Dalam pertarungan seperti ini, pusat gravitasinya adalah warga sipil. Dan jika Anda mengarahkan mereka ke pelukan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis,” kata Austin di Forum Pertahanan Nasional Reagan di California pada Sabtu.
Karena itu, tambah Austin, tidak menjadikan warga sipil Palestina sebagai sasaran perang, adalah kewajiban Israel dalam sisi strategis.
“Jadi saya telah berulang kali menjelaskan kepada para pemimpin Israel bahwa melindungi warga sipil Palestina di Gaza adalah tanggung jawab moral dan keharusan strategis,” tambahnya.
Israel telah membunuh lebih dari 16.000 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, 6.150 korbannya adalah anak-anak.
Seruan Blinken
Sebelumnya, wanti-wanti juga datang dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.
Dia mengancam akan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel apabila militernya terus melanjutkan serangan invasi ke warga sipil Plestina di jalur Gaza.
Dukungan tersebut dilontarkan Blinken saat dirinya mengunjungi kantor pemerintahan Tel Aviv, untuk melakukan pertemuan dengan para pejabat Israel guna membahas upaya perpanjangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Israel kami peringatkan untuk menghentikan perang karena tindakan tersebut hanya akan memberi banyak tekanan internasional ke Israel, termasuk juga ke AS,” kata Blinken sebagaimana dikutip dari New York Times.
Baca juga: Bocor, Kata-Kata Menlu AS Saat Ceramahi Kabinet Perang Israel Soal Gaza: Jangan Berbulan-bulan!
Tak sampai disitu, dalam pertemuan tersebut Blinken meminta Israel untuk menerapkan apa yang disebutnya "rencana perlindungan sipil". Israel juga diharuskan untuk menentukan wilayah yang aman untuk ditinggali warga sipil Gaza.
"Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara harus diizinkan untuk kembali jika kondisinya memungkinkan. Tidak boleh ada perpindahan internal yang berkepanjangan," tegas Blinken.
Dukungan ini dimaksudkan Blinken untuk mencegah bertambahnya jumlah korban tewas akibat perang yang saat ini mencapai 14.128 orang dengan rincian 5.600 adalah anak-anak dan 3.550 perempuan.
Sebelum mengutus Blinken ke Tel Aviv, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat melontarkan kutukan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terkait gempuran yang dilakukan pasukan IDF ke kompleks fasilitas medis Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza Palestina.
“Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir adalah kesalahan besar bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka akan menduduki Gaza” kata Biden pada konferensi pers di San Francisco.
“Yang saya maksud melakukan segala daya untuk Israel yakni membantu para sandera agar terbebas dari militan Hamas. Tapi saya tidak bermaksud membantu militer Israel dalam melakukan genosida di Palestina,” tambah Biden.
Meski Amerika menjadi pemasok utama senjata Israel sejak tahun 1948, namun Biden mengatakan bahwa negaranya tidak pernah mengizinkan Israel untuk melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza.
Banyak pihak berspekulasi bahwa hilangnya dukungan Amerika ke Israel berkaitan dengan pemilu AS yang akan digelar 2024 mendatang.
Menurut jajak pendapat nasional NBC News peringkat dukungan terhadap Presiden Joe Biden telah menurun ke level terendah hingga 40 persen, karena mayoritas pemilih tidak menyetujui cara Biden membantu Israel dalam perang melawan Hamas.
Alasan tersebut yang mendorong Biden untuk berpindah haluan menentang kedudukan Israel di Gaza demi menyelamatkan suaranya agar dapat kembali berkuasa di pemilihan Presiden Amerika tahun 2024.