Eks-Kepala Divisi Intelijen Militer Israel: Kami Masih Jauh dari Kata Menang Lawan Hamas di Gaza
Tamir Hayman mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan tentara Israel di wilayah utara Jalur Gaza. Perang Israel-Hamas bakal panjang
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Eks-Kepala Divisi Intelijen Militer Israel: Kami Masih Jauh dari Kata Menang Lawan Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Mantan kepala Divisi Intelijen Militer tentara Israel, Tamir Hayman, menjelaskan, tentaranya masih jauh dari kata menang dalam Perang Gaza melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas, serta kelompok-kelompok perlawanan lain di Gaza.
Dalam analisis yang diterbitkan Channel 12 Israel, Tamir Hayman mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan tentara Israel di wilayah utara Jalur Gaza.
Menurutnya, Perang Gaza melawan Hamas dan milisi lain Palestina, akan memakan waktu panjang.
Baca juga: Tentara Israel Dilanda Wabah Penyakit Ganas: Suhu Badan Bisa 40 Derajat, Serang Perut-Pencernaan
Di sisi lain, Israel harus bisa menjaga diri mereka dari serangan pihak lain di luar Gaza saat fokus memerangi Hamas.
“Kita harus mengulur waktu karena kita tidak punya pilihan lain, dan pencegahan serta keamanan kita (dari serangan pihak di luar Gaza) di Timur Tengah hanya akan menjamin kemenangan besar bagi kita,” katanya kepada Channel 12 Israel dikutip Kantor Berita Anadolu, Selasa (5/12/2023).
"Kesimpulannya saat ini kita masih jauh dari itu (menang lawan Hamas)," tambahnya.
Baca juga: Media Israel: Hizbullah Tahu Kelemahan IDF di Pertahanan Utara, Serangan Rudal di Seluruh Perbatasan
Pertempuran Bakal Rumit di Gaza Selatan
Hayman percaya kalau melenyapkan Hamas adalah sebuah tantangan yang mengharuskan penghancuran setidaknya 60 persen kemampuan militer kelompok tersebut.
Dalam pandangannya, pertempuran di Jalur Gaza bagian selatan akan menjadi “lebih rumit” bagi tentara Israel karena wilayah tersebut berpenduduk padat.
“Setelah sekitar satu juta orang tambahan berpindah dari utara ke selatan Gaza, sekitar dua juta orang kini tinggal di wilayah seluas sekitar 200 kilometer persegi (sekitar 78 mil persegi),” jelas Hayman.
Baca juga: Narasi ISIS Sudah Basi, Situasi Berbalik Bagi Pasukan AS: Ilegal, Jadi Buruan Milisi Perlawanan Irak
Baca juga: Ungkap Kelemahan Besar Israel, Mayor Jenderal IDF: Pasukan Radwan Hizbullah Bisa Acak-acak Haifa
Adapun Israel diketahui telah melanjutkan agresinya setelah berakhirnya gencatan senjata selama tujuh hari, Jumat (1/12/2023).
Hanya dalam beberapa hari sejak itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza dalam sebuah pernyataan menyatakan, ratusan warga Palestina telah terbunuh oleh serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza .
Gencatan senjata selama empat hari dimulai pada hari Jumat, 24 November, diperpanjang dua kali, dan berakhir pada Jumat, 1 Desember, pukul 7 pagi waktu setempat .
"Sejak 7 Oktober, lebih dari 15.899 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.200 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita tewas, dan 41.316 lainnya luka-luka," menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
(oln/PC/ANADOLU/*)