Khawatir Dibom Israel, WHO Pindahkan Pasokan Medis dari Gudang di Gaza Selatan
WHO memindahkan pasokan medis dari gudang WHO di Gaza Selatan ke tempat lain yang lebih aman demi mewaspadai serangan lanjutan Israel.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
![Khawatir Dibom Israel, WHO Pindahkan Pasokan Medis dari Gudang di Gaza Selatan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pasokan-medis-who-ke-gaza.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpaksa memindahkan pasokan medis dari gudang WHO di Gaza Selatan ke tempat lain yang lebih aman demi mewaspadai serangan lanjutan Israel yang menyasar wilayah itu.
Sebelumnya sudah ada peringatan dari militer Israel bahwa operasi darat di Gaza Selatan dan akan membuat gudang WHO di wilayah tersebut tidak dapat diakses.
Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, Ahmed Al-Mandhari mengatakan peningkatan operasi darat militer oleh Israel di Gaza Selatan, khususnya di Khan Younis, kemungkinan akan memutus ribuan orang dari akses terhadap layanan kesehatan.
“Kami khawatir jika serangan militer Israel nantinya membuat gudang pasokan medis di Gaza Selatan tidak dapat diakses,” ujar Al-Mandhari.
"Kami memutuskan memindahkan pasokan medis dari gudang yang berada dari Gaza Selatan,” sambungnya.
Dia juga khawatir akan munculnya wabah penyakit besar setelah warga sipil di Gaza kurang mendapat pasokan air bersih dan sanitasi.
“WHO telah memperhatikan peningkatan penyakit menular, termasuk infeksi saluran pernafasan akut, kudis, penyakit kuning, diare dan diare berdarah, katanya.
Baca juga: Israel Periksa Satu Per Satu Truk Bantuan Kemanusian ke Gaza, Cegah ke Tangan Hamas
Pejabat WHO lainnya juga menyatakan kekhawatirannya terhadap penyakit Hepatitis E, yang dapat ditularkan dari orang ke orang melalui air yang terkontaminasi dan merupakan risiko khusus bagi wanita hamil.
Baca juga: Militan Houthi Yaman Klaim Serang Dua Kapal Israel di Laut Merah
"Sektor kesehatan di Gaza telah mengalami degradasi besar-besaran,” kata Richard Brennan, pejabat WHO untuk Mediterania Timur, sembari menambahkan hanya terdapat 18 rumah sakit yang berfungsi saat ini, turun dari 36 rumah sakit sebelum perang.
“Jadi kemampuan kita merespons kebutuhan menurun, begitu pula kebutuhan yang melonjak,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.