Warga Gaza Angkut Pasien Perang Pakai Gerobak Keledai
Situasi di Gaza kini semakin memburuk, usai gencatan senjata tak diperpanjang dan Israel kembali menggempur wilayah tersebut.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Tak hanya melakukan serangan udara dan darat, pasca gencatan senjata berakhir pemerintah Israel kembali meningkatkan intensitas perang salah satunya dengan mematikan akses internet dan telekomunikasi perusahaan Paltel yang ada di Palestina sejak Senin (4/11/2023).
"Kami dengan menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan Internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya tersambung kembali terputus lagi," isi pemberitahuan Paltel.
Akibat pemutusan tersebut, seorang warga Palestina terpaksa membawa korban perang ke rumah sakit PRCS di Dir Alb-Balah, Gaza Selatan dengan menggunakan gerobak yang ditarik keledai.
Baca juga: Israel Bingung, Gelontor Air Laut ke Terowongan Hamas Efeknya Lebih Berat Bagi Gaza
Dalam cuplikan video viral yang diunggah Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di sosial media Twitter, dijelaskan alasan pemuda tersebut membawa pasien menggunakan gerobak keledai lantaran mereka tidak bisa menelepon rumah sakit karena dampak pemutusan jaringan telekomunikasi.
"Seorang warga Palestina yang terluka tiba kemarin seorang diri menggunakan keledai di tempat layanan kesehatan PRCS di Dir Alb-Balah, wilayah selatan Gaza," tulis PRCS.
"Dia terpaksa menggunakan gerobak keledai sebagai kendaraan karena tidak bisa menelepon rumah sakit pasca Israel melakukan pemutusan telekomunikasi [seluler]," tambah PRCS sebagaimana dikutip dari The National News.
Sebelum jaringan komunikasi diputus, perusahaan telekomunikasi terbesar di Gaza Paltel sempat memperbaiki jalur komunikasi di sana agar dapat berfungsi, namun tak berselang lama Israel kembali memutus akses komunikasi dan internet di Gaza.
Tak sampai disitu Kementerian Komunikasi Palestina bahkan sempat meminta negara tetangganya, Mesir, untuk mengoperasikan stasiun komunikasi di dekat perbatasan Gaza dan mengaktifkan layanan roaming di jaringan Mesir. Sayangnya cara tersebut belum dapat terealisasi dalam waktu dekat.
WHO Beberkan Kondisi di Gaza Makin Buruk
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Palestina Richard Peeperkorn melaporkan situasi di Gaza kini semakin memburuk, usai gencatan senjata tak diperpanjang dan Israel kembali menggempur wilayah tersebut.
“Situasinya semakin buruk dari waktu ke waktu. Ada pengeboman yang secara intensif sedang berlangsung, termasuk di wilayah selatan, Khan Younis dan bahkan di Rafah,” kata perwakilan WHO Richard Peeperkorn dari Gaza.
Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Thomas White, bahkan mengatakan tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang yang ingin melarikan diri dari pemboman tersebut.
Pernyataan tersebut dilontarkan Thomas pasca 156 sekolah yang dikelola PBB di Deir Al Balah di Jalur Gaza tengah yang menampung hampir 1,2 juta pengungsi internal mulai menjadi sasaran bom Israel.
Meski mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, namun hal tersebut tak mengendorkan ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza. PM Netanyahu justru menegaskan negaranya akan terus melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza.