IDF Akui Serang Tentara Lebanon dan Targetkan Hizbullah
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui telah menyerang tentara Lebanon pada Selasa (5/12/2023), dan menyatakan penyesalan atas insiden tersebut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui telah menyerang tentara Lebanon pada Selasa (5/12/2023).
Di situs media sosialnya, IDF mengklaim bahwa tindakan tersebut merupakan pertahanan diri melawan Hizbullah.
"Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah sasaran serangan itu," bunyi pernyataan IDF, seperti dikutip dari CNN.
IDF juga menyatakan penyesalan atas insiden tersebut.
Israel mengkalim bahwa pihaknya beroperasi untuk membela diri atas apa yang mereka sebut sebagai ancaman dari Lebanon.
"Ancaman datang dari dekat odesa Odaisseh di Lebanon selatan di distrik Marjayoun, di mana IDF mengatakan ada area peluncuran dan titik observasi Hizbullah.
Baca juga: Hamas Ajak Warga Palestina di Lebanon Gabung Garis Depan Banjir Al-Aqsa
Setelah serangan itu, IDF menerima informasi bahwa tentara dari Angkatan Bersenjata Lebanon ada yang menderita luka-luka.
Sementara, berdasarkan penuturan Angkatan Bersenjata Lebanon, satu tentara tewas dan lainnya terluka.
Saat ini, IDF sedang meninjau peristiwa yang diyakini sebagai kematian pertama dari anggota Angkatan Bersenjata Lebanon sejak eskalasi konflik tahun ini.
Israel: sandera diberi obat penenang
Dalam perkembangan lain terkait situasi perang Israel-Hamas, mengutip laporan Mick Krever dari CNN, pejabat Kementerian Kesehatan Israel mengatakan beberapa sandera diberi obat penenang sebelum dibebaskan dari tawanan.
"Mereka diberi pil Clonex, tujuannya untuk meningkatkan mood mereka," urai Kepala Divisi medis Kementerian Kesehatan Israel, Dr Hagar Mizrahi kepada Komite Kesehatan Knesset, Selasa (5/12/2023).
Clonex merupakan sebutan di Israel untuk Clonazepam, suatu benzodiazepin yang memiliki efek menenangkan.
Baca juga: Netanyahu Ancam Hancurkan Lebanon jika Hizbullah Terus Serang Israel
Obat ini kerap digunakan untuk mengobati kejang dan menghilangkan kecemasan.
Mizrahi tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.
61 persen unit pemukiman di Gaza hancur
Terhitung sejak 7 Oktober 2023, ada sekitar 61 persen rumah dan pemukiman di Gaza hancur.
Dari 305.000 unit yang terkena dampak, 52.000 unit hancur total.
"253.000 unit rusak sebagian," kata seorang pejabat dari kantor media pemerintah Hamas dalam konferensi pers di Gaza, Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Hizbullah Lancarkan Serangan di Utara Israel, Netanyahu Ancam Lebanon Bisa Bernasib seperti Gaza
Hamas mengklaim ada 121 gedung pemerintah dan 69 sekolah tidak berfungsi sama sekali akibat serangan Israel.
Dan ada 275 sekolah mengalami rusak sebagian.
Hamas menguraikan, selama agresi, pesawat pendudukan Israel menjatuhkan lebih dari 50.000 ton bahan peledak ke rumah warga sipil, rumah sakit, sekolah, dan institusi sipil.
Hamas menuntut segera diberikannya 1.000 truk bantuan harian dan satu juta liter bahan bakar untuk membangun kembali sektor layanan kesehatan, terutama rumah sakit dan fasilitas vital lainnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)