Keluarga Sandera Israel Meneriaki Kabinet Netanyahu karena Tak Punya Niat Selamatkan 138 Sandera
Keluarga sandera Israel meneriaki anggota kabinet perang yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Penulis: Muhammad Barir
“Kami duduk di dalam terowongan dan kami sangat takut bukan Hamas, melainkan Israel sendiri yang akan membunuh kami, dan kemudian Israel akan berkata, 'Hamas yang membunuhmu.'”
Baca juga: Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas Pakai Air Laut, Nyawa Sandera Bisa Saja Terancam
Wanita itu menambahkan: "Jadi, saya mohon sesegera mungkin untuk mulai menukar tahanan dan semua orang harus kembali ke rumah."
“Tidak ada prioritas. Semua orang penting,” katanya mendesak segera dilakukan pertukaran tawanan.
Wanita itu juga menggambarkan dirinya berada "di dalam rumah ketika ada penembakan di mana-mana,".
Hal ini senada dengan pengakuan para sandera lain yang dibebaskan, yang mengatakan bahwa mereka dipindahkan oleh para penculiknya.
Baca juga: Inggris Kirim Pesawat Pengintai Sandera di Gaza, Janji Tak Bocorkan Info Lain ke Israel
Warga negara ganda Israel-Rusia Ron Krivoli dilaporkan memberi tahu bibinya bahwa dia melarikan diri dari sebuah gedung yang dihancurkan oleh pemboman yang dilakukan oleh militer Israel.
Krivoli menghabiskan empat hari bersembunyi dan mencoba mencapai perbatasan sebelum dia ditangkap oleh warga Palestina yang “mengembalikannya ke tangan teroris,” kata bibi Yelena Magid kepada radio Israel.
Pekan lalu, Krivoli dibebaskan oleh Hamas sebagai isyarat niat baik terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, yang pemerintahannya merupakan satu-satunya kekuatan besar di dunia yang mendukung Hamas dalam konflik yang sedang berlangsung.
Israel mulai menyerang Gaza setelah Hamas melancarkan serangkaian serangan mendadak pada 7 Oktober.
Israel mengatakan sekitar 140 sandera masih disandera Hamas.
Baca juga: Kronologi Hamas-Israel Gagal Perbarui Gencatan Senjata setelah Debat soal Sandera di Gaza
Pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan jumlah korban jiwa warga Palestina telah mencapai 16.000, menurut Times of Israel.
Korban berjumlah 16.248 orang dilaporkan mencakup lebih dari 7.000 anak-anak dan hampir 5.000 laki-laki, dengan 7.000 jenazah lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan.
(Sumber: The Messenger)