Brigade al-Qassam Bunuh 10 Tentara Israel dalam Pertempuran Jarak Dekat di Timur Khan Younis
Brigade Al Qassam mengklaim berhasil membunuh 10 tentara Israel (IDF) dalam pertempuran head to head alias perang jarak dekat di timur Khan Younis.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sayap pejuang Hamas di Gaza, Brigade Al Qassam mengklaim berhasil membunuh 10 tentara Israel (IDF) dalam pertempuran head to head alias perang jarak dekat di timur Khan Younis di sisi selatan Jalur Gaza, Selasa, 5 Desember 2023.
Brigade al-Qassam, mengatakan para tentara Israel tersebut dibunuh oleh para pejuangnya dari pertempuran jarak dekat.
Mereka mengatakan para pejuang juga menyerang tiga tank Israel, dua kendaraan pengangkut personel dan tiga buldoser militer dengan peluru anti-lapis baja di timur dan utara Khan Younis.
Sejauh ini belum ada komentar dari militer Israel atas klaim tersebut.
Korban tewas di Israel akibat serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut laporan resmi.
Dalam waktu 24 jam terakhir, Brigade Al-Qassam mengaku telah menghancurkan 28 kendaraan Israel dan menyerang tentara Zionis dari jarak dekat.
Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam mengatakan dalam laporan militer bahwa mereka menghancurkan 28 kendaraan pendudukan Zionis selama 24 jam terakhir.
Mujahidin Al Qassam juga melenyapkan sejumlah tentara Zionis dari jarak nol.
Mereka melakukan operasi heroik dalam rangka menghadapi serangan pendudukan, dengan terus melancarkan serangan rudal pada hari ke-59 Pertempuran Badai Al-Aqsa.
Baca juga: Prancis Jadi Motor Jatuhnya Sanksi Keras Uni Eropa ke Hamas
Berikut pernyataan resmi Brigade Al-Qassam:
“Selama 24 jam terakhir, mujahidin Al-Qassam mampu menghancurkan seluruh atau sebagian 28 kendaraan militer di semua lini pertempuran di Jalur Gaza, dan mereka menargetkan pasukan Zionis yang menembus konsentrasi dan memposisikan area dengan peluru anti-benteng dan perangkat anti-personil dan bentrok dengan mereka dari jarak nol.”
"Mereka juga menghancurkan konsentrasi militer dengan mortir kaliber berat, dan mengarahkan serangan rudal yang intens ke berbagai sasaran dan dengan jangkauan berbeda di dalam entitas Zionis.”
Dalam sebuah laporan hari ini, Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa pasukannya menyerang pasukan Zionis yang ditempatkan di Izbat Beit Hanoun dari salah satu terowongan Qassam dengan bom dan senapan mesin, membunuh dan melukai anggota pasukan tersebut.
Brigade Al-Qassam menargetkan tank Zionis yang menembus barat Jabalia dengan peluru “Al-Yassin 105”.
Mereka mengebom Beersheba dengan serangan rudal sebagai tanggapan atas pembantaian terhadap warga sipil.
Pejuang Brigade Al-Qassam menargetkan kendaraan rekayasa Zionis “Owl” yang menembus timur Beit Lahia dengan rudal “Al-Yassin 105”.
Brigade Al-Qassam mengumumkan penargetan pasukan khusus Zionis yang bersembunyi di dalam sebuah gedung dengan personel di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.
Baca juga: Tak Becus Hadapi Gempuran Hamas, Oposisi Israel Minta Netanyahu Mundur dari Kursi Perdana Menteri
Sayap militer Hamas ini juga mengumumkan bahwa mujahidinnya bentrok dengan pasukan khusus Zionis dan membunuh serta melukai sejumlah dari mereka di daerah Al-Faluga di Jalur Gaza utara.
Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa tentaranya menargetkan pasukan khusus Zionis dengan “bom petir” dan menghabisi anggota pasukan yang tersisa dengan senapan mesin dari jarak nol di daerah Al-Faluga di Jalur Gaza utara.
Sementara itu, Wakil Kepala Biro Politik Hamas dan komandan Brigade Al Qassam, Saleh al-Arouri, mengatakan gencatan senjata dan pembicaraan pembebasan tahanan berakhir.
Baca juga: Israel Makin Ganas, Emir Qatar Minta Pengadilan Kejahatan Internasional Turun ke Gaza
Dia menegaskan tidak akan ada lagi negosiasi sampai “perang berakhir."
Dengan demikian, Hamas sudah mengisyaratkan tidak akan ada lagi perundingan dengan Israel.
Berakhirnya perang yang dimaksud, sampai satu di antara pihak yang bertikai mengalami kekalahan dan hancur.
Terkait sandera yang masih ditawan, Saleh al-Arouri menjelaskan, Hamas akan melepaskan secara 'cuma-cuma' tawanan asing (warga negara lain).
Sandera anak-anak dan perempuan, kata petinggi Hamas itu, juga akan dibebaskan karena bukan target mereka.
Saleh al-Arouri menegaskan, Hamas hanya akan menyisakan sandera Israel yang berstatus sebagai tentara ataupun mantan tentara IDF.
“Sejak awal, gerakan Hamas mengumumkan kalau tahanan asing akan dibebaskan tanpa kompensasi, dan bahwa sandera anak-anak dan perempuan bukanlah target dan akan dibebaskan,” kata Arouri kepada Al Jazeera, Sabtu (2/12/2023) kemarin.
“Tahanan yang tersisa di tangan kami adalah tentara dan mantan tentara, dan tidak akan ada negosiasi mengenai mereka sampai permusuhan berakhir,” tambahnya.
Baca juga: Aksi Dukung Palestina Meluas, Warga AS Serbu Toko dan E-commerce yang Jual Keffiyeh
Sebelum gencatan senjata berakhir, Amerika Serikat (AS) diketahui berupaya memperluas cakupan pembebasan tahanan hingga termasuk pria dan personel militer Israel.
Arouri bersumpah, Hamas akan berupaya hingga akhir untuk mengosongkan penjara Israel dari tahanan orang-orang Palestina yang ditangkap.
Dalam pertukaran tawanan pekan lalu pada masa gencatan senjata, Hamas berhasil mengeluarkan ratusan warga Palestina dari penjara Israel yang ditukar dengan kebebasan puluhan warga negara asing dan sejumlah warga negara Israel.
“Keputusan untuk mengosongkan penjara (Israel) adalah final dan tidak dapat diubah,” kata dia.
Saleh al-Arouri menegaskan bahwa kesepakatan apa pun di masa depan akan bergantung sepenuhnya pada pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
“Biarkan perang berkobar sebagaimana mestinya. Keputusan ini bersifat final. Kami tidak akan berkompromi.”
Israel sendiri kembali mengerahkan sejumlah jet tempur dan helikopter perangnya utuk melancarkan serangan udara dan darat pada Jumat lalu di Jalur Gaza setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan Hamas.
Setidaknya 15.899 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 42.000 orang terluka sejak Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menurut laporan resmi Kementerian Kesehatan Gaza.
Tentara Israel (IDF) mengonfirmasi kabar terbunuhnya anggota pasukan dari Brigade Lapis Baja mereka saat bertempur di Gaza melawan milisi pembebasan Palestina.
IDF menyatakan pada Selasa (5/12/2023) tentara yang tewas di Gaza tersebut adalah seorang perwira berpangkat kapten dan dua orang prajurit berpangkat sersan.
Baca juga: Tentara Israel Dilanda Wabah Penyakit Ganas: Suhu Badan Bisa 40 Derajat, Serang Perut-Pencernaan
Al-Jazeera melaporkan, selain kematina, IDF juga mengabarkan kalau seorang perwira dan tiga tentara lain Israel, juga terluka parah.
“Militer mengumumkan kematian tiga tentara lagi yang tewas melawan Hamas di Jalur Gaza, sehingga menambah jumlah korban tewas sejak serangan darat Israel dimulai pada akhir Oktober lalu hingga 78," tulis pernyataan IDF dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Israel Broadcasting Corporation dan sejumlah media Israel.
Mereka adalah:
Sersan. Yakir Yedidya Schenkolewski, 21, dari Migdal Oz, seorang prajurit di Batalyon ke-53 Brigade Lapis Baja ke-188
Kpt. Eitan Fisch, 23, dari Peduel, seorang perwira di Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188
Sersan Staf. Tuval Yaakov Tsanani, 20, dari Kiryat Gat, seorang prajurit di Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188
Ditambahkan IDF, empat tentara lainnya terluka parah, termasuk seorang tentara dari unit penerjun payung.
Kemudian, IDF juga menyatakan kalau dua tentara lainnya tewas dalam pertempuran dengan milisi Perlawanan di Gaza, serta seorang tentara lainnya dari unit Duvdevan terluka dalam bentrokan yang sedang berlangsung.
Pada hari Senin, tentara Israel mengakui kalau tiga tentaranya tewas dan yang keempat terluka parah dalam pertempuran di utara dan tengah Jalur Gaza.
Di pihak Palestina, ratusan warga sipil Palestina telah terbunuh oleh serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza sejak Jumat pagi, ketika Israel melanjutkan agresinya setelah gencatan senjata selama tujuh hari, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza dalam sebuah pernyataan.
Gencatan senjata selama empat hari dimulai pada hari Jumat, 24 November, diperpanjang dua kali, dan berakhir pada hari Jumat, 1 Desember, pukul 7 pagi waktu setempat hari ini.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 15.899 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.200 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita tewas, dan 41.316 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.