Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dampak Membanjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Rusak Pasokan Air hingga Pertanian

Memompa air laut ke dalam jaringan terowongan akan merusak pasokan air dan pertanian – dan dapat melanggar hukum internasional, kata para ahli.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Dampak Membanjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Rusak Pasokan Air hingga Pertanian
AHIKAM SERI / AFP
--FOTO DIAMBIL SELAMA TUR TERKONTROL DAN SELANJUTNYA DIEDIT DI BAWAH PENGAWASAN MILITER ISRAEL-- Tentara berjalan di terowongan yang diklaim digali oleh militan Hamas di dalam kompleks rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza di Jalur Gaza utara pada 22 November 2023. Memompa air laut ke dalam jaringan terowongan akan merusak pasokan air dan pertanian – dan dapat melanggar hukum internasional, kata para ahli. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebelum Israel memborbardir Gaza tanpa henti sejak 7 Oktober lalu, wilayah yang terkepung itu sudah kesulitan mendapatkan air bersih.

Tetapi kini, situasi mungkin akan menjadi lebih buruk lagi.

Militer Israel mulai memompa air laut ke dalam terowongan yang diduga digunakan oleh Hamas di Gaza, menurut sebuah laporan di Wall Street Journal (WSJ) pada hari Rabu (13/12/2023).

WSJ, mengutip para pejabat AS, melaporkan pekan lalu bahwa Israel telah selesai merakit setidaknya lima pompa air laut besar di dekat kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara.

Pompa tersebut dapat mengambil air dari Laut Mediterania dan mengalirkan ribuan meter kubik per jam.

Para pejabat Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan rencana untuk membanjiri terowongan selama beberapa minggu.

Baca juga: Israel Banjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, PBB: Dampak Buruk Bisa Terjadi dalam Jangka Panjang

Aksi itu bertujuan membongkar jaringan dan melemahkan kelompok bersenjata Palestina.

Berita Rekomendasi

Para peneliti yang mengkhususkan diri dalam bidang air, diplomasi dan konflik, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa banjir akan berdampak buruk terhadap ekologi, termasuk pencemaran pasokan air di Gaza dan kerusakan pada tanaman pangan.

Dampaknya juga bisa menjadi pelanggaran hukum humaniter internasional, tambah salah satu ahli.

Israel belum secara resmi memberikan rincian mengenai rencana banjir tersebut, karena menganggap informasi tersebut bersifat rahasia.

Oleh karena itu, durasi dan intensitas membanjiri terowongan, tidak diketahui.

“Meskipun cakupan dan besaran dampak secara keseluruhan masih belum jelas, kita dapat memperkirakan bahwa setidaknya sebagian air laut akan merembes ke dalam tanah dari terowongan, terutama di daerah yang sebelumnya terowongannya telah rusak,” ujar Juliane Schillinger, peneliti di University of Twente di Belanda, kepada MEE.

Schillinger, yang berspesialisasi dalam interaksi antara konflik dan pengelolaan air, mengatakan rembesan akan menyebabkan polusi pada tanah dan air tanah dengan air laut.

“Penting untuk diingat bahwa kita tidak hanya berbicara tentang air dengan kandungan garam yang tinggi di sini."

"Air laut di sepanjang pantai Mediterania juga tercemar oleh air limbah yang tidak diolah, yang terus-menerus dibuang ke Mediterania dari sistem pembuangan limbah Gaza yang tidak berfungsi,” katanya.

Sebuah tangga ditempatkan di terowongan yang menurut Israel dibangun oleh Hamas, Kota Gaza, 23 November 2023.
Sebuah tangga ditempatkan di terowongan yang menurut Israel dibangun oleh Hamas, Kota Gaza, 23 November 2023. (AHIKAM SERI / AFP)

Baca juga: Mesir Sudah Duluan, Aksi Israel Banjiri Terowongan Hamas di Gaza adalah Upaya Putus Asa yang Sia-sia

Kerusakan pada bidang pertanian

Akuifer pesisir Gaza, satu-satunya sumber air di daerah kantong yang terkepung itu, sudah tercemar akibat pemompaan berlebihan dan pembuangan limbah.

Air tersebut sesekali disuplai untuk warga Palestina di wilayah tersebut melalui pompa yang dikendalikan oleh Israel.

Pada awal konflik yang terjadi pada awal Oktober, Israel mematikan pompa air sepenuhnya selama beberapa hari.

Sekitar 96 persen air rumah tangga di Gaza terkontaminasi dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia.

Akibatnya, sebagian besar warga Palestina di Jalur Gaza bergantung pada tanker air swasta dan pabrik desalinasi yang tidak berizin.

Air dari pabrik desalinasi ini seringkali masih terkontaminasi, menurut sebuah penelitian tahun 2021.

Perang Israel di Gaza telah memaksa setidaknya tiga pabrik desalinasi besar menghentikan operasinya.

“Kualitas air yang sangat buruk di Gaza adalah akibat dari situasi di mana tidak ada ruang berarti bagi warga Palestina untuk menentukan tata kelola air mereka sendiri,” kata Michael Mason, profesor geografi lingkungan di London School of Economics, kepada MEE.

Mason menyalahkan kurangnya tata kelola pemerintahan sebagai akibat dari efek blokade Israel yang berkepanjangan dan melumpuhkan, kemunduran ekonomi, dan konflik bersenjata yang berulang.

Pasukan Hamas di terowongan Gaza
Pasukan Hamas di terowongan Gaza (Asharq Al-Aswat)

Baca juga: Banjir di Terowongan Gaza Bahayakan Warga Sipil, Israel Dianggap Tak akan Peduli

Ia menambahkan bahwa prospek rekonstruksi infrastruktur air pascaperang akan bergantung pada akses ke akuifer, yang akan semakin asin dan tercemar oleh rencana banjir.

“Perang semakin memperburuk akuifer, sebagai akibat dari kerusakan infrastruktur air limbah dan kebocoran logam berat akibat penggunaan amunisi yang sembarangan,” kata Mason.

Schillinger mencatat bahwa jika Hamas menyimpan bahan-bahan beracun di dalam terowongan, polusi dapat diperburuk dengan terbawanya bahan-bahan tersebut ke dalam tanah dan air tanah.

Banjir air laut juga akan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pertanian di Gaza, yang telah lama dirusak akibat Israel.

“Penggunaan lahan untuk pertanian sangat dipengaruhi oleh serangan militer, pendudukan, dan perpindahan penduduk,” kata Mason.

“Dengan asumsi bahwa sektor pertanian dapat bangkit kembali di masa depan, air tanah yang mengandung garam akan sangat membatasi pilihan tanaman.”

Selain dampak lingkungan, rencana banjir juga menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan tawanan Israel, yang mungkin berada di terowongan.

Bulan lalu, beberapa tawanan yang dibebaskan oleh Hamas berbagi kesaksian bahwa mereka ditahan di terowongan bawah tanah atau di tempat persembunyian.

Pelanggaran hukum internasional

Ini bukan pertama kalinya terowongan tersebut diisi air dalam upaya melemahkan Hamas.

Mesir membanjiri jaringan tersebut dengan limbah pada tahun 2013 dan dengan air laut dua tahun kemudian.

Kairo melakukan hal tersebut dalam upaya mencegah dugaan penyelundupan senjata, sumber daya, dan pejuang antara Gaza selatan dan semenanjung Sinai.

Banjir air laut delapan tahun lalu menyebabkan rumah-rumah warga dan tempat usaha terendam air di Gaza, serta kerusakan pada pasokan air dan lahan pertanian.

Israel kemungkinan besar akan berdalih bahwa pembanjiran terowongan adalah tindakan “proporsional” militer berdasarkan hukum internasional, karena jaringan terowongan tersebut digunakan oleh pejuang Palestina.

Namun Mason mencatat bahwa tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan jangka panjang adalah melanggar hukum.

“Banjir yang terus-menerus dan ekstensif pada jaringan terowongan akan melanggar norma-norma hukum kemanusiaan internasional di mana 'senjata perang' itu menyebabkan kerusakan lingkungan alam yang luas, berjangka panjang, dan parah,” katanya.

“Pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional menjadi lebih mungkin terjadi mengingat akuifer sangat penting bagi kebutuhan air masyarakat sipil dan sudah berada pada titik kritis kehancuran jangka panjang.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas