PBB: Taliban Penjarakan Kaum Wanita Afghanistan, Alasannya Demi Lindungi dari Kekerasan Gender
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan pejabat Taliban memenjarakan kaum wanita Afghanistan dengan alasn demi melindungi mereka.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Perempuan dan anak perempuan semakin dibatasi di rumah mereka sejak pengambilalihan Taliban pada tahun 2021.
Mereka dilarang mengikuti pendidikan setelah kelas enam, termasuk universitas, ruang publik seperti taman, dan sebagian besar pekerjaan.
Kaum wanita juga diharuskan membawa pendamping pria dalam perjalanan lebih dari 72 km (45 mil) dan mengikuti aturan berpakaian.
Pada bulan Juli, Taliban memerintahkan agar semua salon kecantikan ditutup.
Afganistan sendiri selama bertahun-tahun, tercatat dalam peringkat tempat terburuk di dunia untuk kelahiran perempuan.
Jutaan anak perempuan putus sekolah sebelum pengambilalihan Taliban karena alasan budaya dan lainnya. Pernikahan anak, kekerasan dan pelecehan tersebar luas.
Baca juga: PBB Kemungkinan Tak Izinkan Taliban Afghanistan dan Junta Myanmar Wakili Negara Mereka
Kelompok hak asasi manusia memperingatkan bahwa pemerintahan Taliban akan memungkinkan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan serta menghancurkan perlindungan hukum bagi mereka.
Anak perempuan di Afghanistan hanya diperbolehkan bersekolah di sekolah dasar, lapor BBC.
Remaja perempuan dan perempuan juga dilarang memasuki ruang kelas sekolah dan universitas.
Mereka tidak diperbolehkan berada di taman, pusat kebugaran, dan kolam renang, dikutip dari Al Jazeera.
Ketika salon kecantikan telah ditutup,para perempuan harus berpakaian sedemikian rupa sehingga hanya memperlihatkan mata mereka.
Mereka harus didampingi oleh kerabat laki-laki jika melakukan perjalanan lebih dari 72 kilometer.
Perempuan tidak lagi bekerja di bidang peradilan atau penegakan hukum.
Sebab mereka tidak diperbolehkan menangani kejahatan kekerasan berbasis gender.
Wanita di Afghanistan hanya diperbolehkan bekerja jika diminta oleh atasan laki-laki mereka, menurut laporan PBB.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.