Tentara Israel Menyerang Seorang Jurnalis yang Meliput hingga Cedera Kepala
Pasukan pendudukan Israel menyerang jurnalis foto Mustafa Al-Kharouf di Wadi Al-Joz, yang mengakibatkan cedera kepala.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir telah ditutup sejak dimulainya perang Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Meskipun penyeberangan perbatasan sesekali dibuka dalam beberapa pekan terakhir, hanya orang-orang yang namanya tercantum dalam daftar yang disetujui yang diizinkan keluar.
"Sejak awal perang, warga negara asing dapat meninggalkan Gaza, namun penyeberangan Rafah tertutup bagi jurnalis Palestina yang bekerja untuk media Prancis di lapangan," tulis opini tersebut.
"Amerika telah melakukannya... Prancis juga bisa melakukannya. Prancis harus melakukannya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," tambahnya, seraya menyerukan Macron untuk bekerja sama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membantu mengeluarkan para jurnalis tersebut.
Dalam sambutannya, Lemoine menggarisbawahi bahwa Perancis telah berhasil mengeluarkan warga Palestina yang bekerja di sebuah lembaga kebudayaan Perancis di Gaza dari wilayah tersebut, di antara 154 orang yang telah dibantu untuk dievakuasi.
"Mengenai pekerja Palestina di perusahaan-perusahaan Prancis, kelompok bantuan dan tokoh masyarakat yang dilaporkan kepada kami, kami masih mencari solusi dengan mitra kami di wilayah tersebut agar mereka mendapatkan keselamatan di luar Jalur Gaza," kata Lemoine.
Paris juga memuji kerja para jurnalis yang terbunuh saat meliput konflik tersebut.
Prancis "kekhawatiran mengenai besarnya kerugian yang harus dibayar oleh jurnalis dalam konteks konflik antara Israel dan Hamas", kata Lemoine.
"Warga sipil harus dilindungi, dan ini khususnya berlaku bagi jurnalis. Mereka harus dapat dengan bebas dan aman melakukan pekerjaannya," tambahnya.
Setidaknya 59 jurnalis dan pekerja media – 56 warga Palestina dan tiga warga Lebanon – telah dibunuh oleh Israel sejak 7 Oktober, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di AS.
Sekitar 40 jurnalis yang bekerja untuk AFP dan tanggungan mereka masih menunggu untuk keluar dari Gaza.
(Tribunnews.com, Widya)