Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Beri 3 Pilihan pada Israel jika Nekat Lanjutkan Agresi di Gaza

Petinggi Hamas, Osama Hamdan mengatakan Israel dapat menemui nasib yang sama seperti 3 peristiwa di masa lalu, jika nekat lanjutkan agresi di Gaza.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Hamas Beri 3 Pilihan pada Israel jika Nekat Lanjutkan Agresi di Gaza
FOTO AFP/STR
Pemimpin Hamas Palestina di Lebanon, Osama Hamdan, berbicara pada konferensi pers di Beirut selatan pada 27 Desember 2009. --- Osama Hamdan mengatakan Israel akan bernasib sama seperti tentara-tentara mereka di masa lalu jika lanjutkan agresi di Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Petinggi Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Osama Hamdan memberikan tiga pilihan nasib untuk Israel jika agresi di Jalur Gaza terus berlanjut.

Osama Hamdan menyoroti kegagalan Israel membebaskan sandera di Jalur Gaza dan malah menembak tiga sandera pada Jumat (15/12/2023) lalu.

“Posisi kami tegas, yaitu tidak ada pembicaraan negosiasi sebelum menghentikan agresi," kata Osama Hamdan kepada Al-Mayadeen, Minggu (17/12/2023).

Dia juga menekankan Hamas mampu bertahan selama berbulan-bulan melawan Israel.

“Pendudukan mempunyai pilihan berikut: pilihan (Gilad) Shalit, pilihan tentara yang terbunuh oleh peluru rekan-rekan mereka, atau pilihan Ron Arad,” kata Osama Hamdan menyebutkan apa yang terjadi pada tentara Israel di masa lalu.

Gilad Shalit adalah seorang tentara Israel yang diculik oleh Brigade Al-Qassam pada 2006.

Baca juga: Turki Minta Bantuan Amerika Desak Israel Hentikan Serangan di Gaza

Israel mencoba menemukan Gilad Shalit selama bertahun-tahun, meskipun melancarkan lebih dari satu agresi terhadap Jalur Gaza, sampai Hamas berhasil menukarnya dengan lebih dari seribu tahanan pada tahun 2011, termasuk Yahya Sinwar, pemimpin Hamas saat ini.

BERITA REKOMENDASI

Adapun Ron Arad adalah pilot Israel yang jejaknya hilang di Lebanon setelah pesawatnya ditembak jatuh pada tahun 1986.

"Israel tidak mampu mengakses informasi penting apa pun tentang nasibnya (Ron Arad)," kata Osama Hamdan.

Osama Hamdan menambahkan posisi Hamas jelas dan tidak akan melakukan negosiasi sebelum adanya kesepakatan gencatan senjata.

Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul dari gedung-gedung setelah terkena serangan Israel, saat pertempuran kembali terjadi antara Israel dan militan Hamas, pada 1 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada Desember 1, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)
Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul dari gedung-gedung setelah terkena serangan Israel, saat pertempuran kembali terjadi antara Israel dan militan Hamas, pada 1 Desember 2023. (AFP/JOHN MACDOUGALL)

Baca juga: Israel Didesak untuk Gencatan Senjata setelah Tentara IDF Mengakui Bantai 3 Sandera Israel di Gaza

Hamas: Israel Gagal Mencapai Tujuan

Osama Hamdan berpendapat, Israel gagal mencapai semua tujuan mereka sepanjang pertempuran sejak 7 Oktober 2023.


"Tidak ada yang tahu bagaimana Sinwar mengelola pertempuran dan para pemimpin merasa nyaman dalam mengelolanya. Ada keselarasan kerja antara kepemimpinan Hamas dan kepemimpinan Brigade Qassam,” katanya.

Petinggi Hamas itu menilai pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengungkapkan perselisihan antara Israel dan AS hanya terlihat di luar dan bukan apa yang sebenarnya terjadi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas