Serangan Terbaru Israel di Kamp Pengungsi Jabalia, Putra Jubir Kelompok Jihad Islam Palestina Tewas
Putra Juru bicara (Jubir) kelompok Jihad Islam Palestina, termasuk di antara korban tewas, kata seorang pejabat kelompok tersebut kepada Reuters.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Dengan orang-orang yang kelaparan berebut makanan dan air, lalu mengambil mereka dari truk bantuan karena putus asa.
"Saya tidak akan terkejut jika orang-orang mulai meninggal karena kelaparan, atau kombinasi dari kelaparan, penyakit, dan lemahnya kekebalan tubuh," kata Kepala Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini.
Israel pada Minggu (17/12/2023) mengatakan akan membuka kembali Penyeberangan Karem Abu Salem di timur tetapi tidak jelas apakah pasokan sudah melewati sana.
PBB memperkirakan 1,9 juta orang – sekitar 80 persen populasi Gaza – menjadi pengungsi akibat perang.
Sekitar 19.000 warga Palestina tewas di Gaza sejak 7 Oktober.
Israel mengatakan 1.147 orang tewas di wilayahnya pada hari itu.
Dalam perkembangan lain, Paus Fransiskus mengecam pembunuhan dua wanita yang dilakukan Israel di sebuah gereja di Gaza.
Di sisi lain, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa insiden tersebut masih dalam peninjauan.
Baca juga: Israel Serang Kamp Khan Yunis dan Jabalia di Jalur Gaza setelah Serbu Tepi Barat
Ia belum bisa mengomentari pernyataan Paus Fransiskus tersebut.
Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan Paus Fransiskus menggunakan kata "terorisme"; saat berbicara tentang kejadian di Gaza.
Tentara Israel mengatakan kepada AFP bahwa pada Sabtu (16/12/2023) telah dihubungi oleh perwakilan gereja mengenai insiden di Paroki Keluarga Kudus.
Namun Israel mengatakan bahwa "tidak ada laporan mengenai serangan terhadap gereja, atau warga sipil yang terluka atau terbunuh, yang dilaporkan.
Pernyataan hari Sabtu dari Patriarkat Latin Yerusalem mengatakan:
"Sekitar tengah hari (10.00 GMT) hari ini. Seorang penembak jitu IDF (tentara Israel) membunuh dua wanita Kristen di dalam Paroki Keluarga Kudus di Gaza".