AS Gandeng Sekutu Bentuk Koalisi, Menhan Austin: Kami Siap Perangi Milisi Houthi di Laut Merah
Memanasnya serangan milisi Houthi Yaman kepada kapal dagang Israel di Laut Merah mendorong Amerika untuk membentuk koalisi
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Memanasnya serangan milisi Houthi Yaman kepada kapal dagang Israel di Laut Merah mendorong Amerika untuk membentuk koalisi internasional dengan nama “Operation Prosperity Guardian.”
Dengan menggandeng 10 negara sekutu, nantinya AS dengan para negara sekutu akan melakukan patroli bersama di wilayah selatan Laut Merah dan Teluk Aden dengan tujuan memerangi milisi Houthi Yaman, serta memastikan kebebasan navigasi dan keamanan semua negara yang melintas di jalur perdagangan internasional.
Baca juga: Awak Kapal Tak Respon Panggilan, Houthi Yaman Kembali Serang Dua Kapal Kargo di Laut Merah
Adapun daftar 10 negara yang tergabung dalam koalisi ini diantaranya, Inggris, Perancis, dan Italia, disusul Bahrain, Kanada, Belanda, Norwegia, Seychelles, serta Spanyol, sebagaimana dikutip dari The Hill.
"Negara-negara yang berupaya menjunjung prinsip dasar kebebasan navigasi harus bersatu untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor non-negara ini," kata Menteri Pertahanan (Menlu) AS Lloyd Austin.
"Dibentuknya Koalisi keamanan, diharapkan dapat memperkuat keamanan dan kemakmuran jalur internasional dari serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman yang menguasai Laut Merah,” tambah Austin.
AS – Inggris Jadi Korban Amukan Houthi Yaman
Sebelum koalisi internasional disahkan, Milisi houthi dilaporkan telah menyerang dua kapal yang diklaim terkait dengan Israel di Laut Merah.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey yang melaporkan kapal pengangkut curah miliknya telah hangus terbakar karena dihantam dua drone Houthi saat berlayar menuju Israel melalui jalur Laut Merah.
Awal pekan ini, kapal Swan Atlantic milik Norwegia dan kapal lain yang diidentifikasi oleh Houthi sebagai MSC Clara, juga ikut menjadi sasaran insiden maritim di perairan Laut Merah.
Menyusul yang lainnya, Pentagon turut mengabarkan sebuah kapal perang milik angkatan militernya serta beberapa kapal komersial telah rusak karena diserang bom kelompok Houthi saat melintas di Laut Merah.
Imbas serangan Houthi, kapal dagang internasional yang akan melakukan perjalanan ke Israel mengalami pembengkakan biaya operasional karena harus harus putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan laut Tengah dengan Laut Merah.
Tak tanggung – tanggung untuk menggertak Houthi Yaman, Amerika bahkan menerjunkan kapal perusak pertahanan rudal Laboon, Delbert D. Black dan The Sullivans di Laut Mediterania serta kapal perusak USS Carney di Laut Merah
"Perusahaan-perusahaan yang mengalihkan kapal bersama-sama mengendalikan sekitar setengah pasar pengiriman peti kemas global,” kata Albert-Jean Swart, analis di ABN AMRO.
Atas desakan ini Amerika dan 10 negara sekutu sepakat membentuk peluncuran ‘Operation Prosperity Guardian’, sebuah inisiatif keamanan multinasional baru yang penting. Tak tanggung – tanggung untuk menggertak Houthi Yaman, Amerika bahkan menerjunkan kapal perusak pertahanan rudal Laboon, Delbert D. Black dan The Sullivans di Laut Mediterania serta kapal perusak USS Carney di Laut Merah.