Gunung Berapi Meletus di Reykjavik Islandia, Diawali Gempa Bumi, 4.000 Orang Dievakuasi
Gunung berapi meletus di semenanjung Reykjanes, barat daya Islandia usai berminggu-minggu mencatat aktivitas gempa bumi yang hebat, Senin (18/12/2023)
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah gunung berapi meletus di semenanjung Reykjanes, barat daya Islandia setelah berminggu-minggu mencatat aktivitas gempa bumi yang hebat, Senin (18/12/2023).
Kantor Meteorologi Islandia (IMO) mengatakan letusan dimulai pada pukul 22.17 waktu setempat, menyusul serangkaian gempa kecil sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Dikutip dari BBC, sejak 11 November 2023, sekitar 4.000 orang dievakuasi dari kota Grindavik, sebuah pelabuhan perikanan.
Spa thermal, Blue Lagoon di dekatnya ditutup.
“Letusan telah dimulai di semenanjung Reykjanes,” kata IMO, dikutip dari Al Arabiya.
“Helikopter Penjaga Pantai akan segera lepas landas untuk memastikan lokasi pasti dan ukuran letusan.”
Baca juga: Abu Vulkanik Gunung Meletus Bisa Picu Kanker Paru?
Gambar dan video yang diposting di media sosial menunjukkan lava yang keluar dari gunung berapi hanya satu jam setelah gelombang gempa, atau peristiwa seismik, terdeteksi.
Kantor Meteorologi mengatakan letusan itu terletak sekitar 4 kilometer (2,5 mil) timur laut Grindavik dan aktivitas seismik bergerak menuju kota.
Panjang retakan di gunung berapi tersebut sekitar 3,5 kilometer, dengan aliran lava dengan kecepatan sekitar 100 hingga 200 meter kubik per detik.
Islandia Waspada Aktivitas Seismik
Islandia sangat waspada terhadap potensi letusan gunung berapi setelah aktivitas seismik yang intens November kemarin.
Ribuan gempa kecil tercatat di semenanjung barat daya pulau itu ketika magma bergeser ke bawah kerak bumi.
Islandia adalah rumah bagi 33 sistem gunung berapi aktif, jumlah tertinggi di Eropa.
Semenanjung Reykjanes belum pernah mengalami letusan selama delapan abad hingga tahun 2021.
Sejak itu, tiga letusan telah terjadi – semuanya terjadi di daerah terpencil dan tidak berpenghuni – dan ahli vulkanologi mengatakan ini bisa menjadi awal dari era baru aktivitas di wilayah tersebut.