Sebelum Ditembak Mati, 3 Sandera Israel Tulis Pesan SOS Pakai Sisa Makanan
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkap 3 sandera yang ditembak mati oleh IDF sempat menulis pesan SOS pakai sisa makanan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tiga sandera yang secara tidak sengaja ditembak mati oleh tentara Israel di Gaza pada Jumat (15/12/2023) menggunakan sisa makanan untuk menulis tanda meminta bantuan.
Menurut laporan sebelumnya, ketiga sandera yang merupakan warga Israel, telah tinggal di gedung sebelah tempat mereka ditembak selama jangka waktu tertentu, menurut laporan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Para sandera Israel, Yotam Haim (28), Samer Talalqa (22), dan Alon Shamrez (26), dibunuh di lingkungan Shujaiya di Kota Gaza pada Jumat (15/12/2023).
Menurut seorang pejabat militer Israel, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, ketiga sandera laki-laki itu muncul dalam keadaan telanjang dari sebuah gedung, dan salah satu dari mereka membawa tongkat dengan kain putih yang digantung di atasnya.
Pejabat itu menambahkan, salah satu tentara Israel merasa terancam ketika ketiga sandera muncul.
Ketika para sandera berada puluhan meter jauhnya, tentara Israel itu berkata "Mereka teroris,” lalu melepaskan tembakan.
Baca juga: 3 Sandera Israel Ditembak Mati IDF Bukti Kekerasan Berlebihan Israel Terhadap Warga Sipil di Gaza
Dua orang sandera tewas seketika, sementara sandera ketiga yang terluka kembali ke gedung tempat mereka muncul.
Menurut laporan IDF, teriakan minta tolong terdengar dalam bahasa Ibrani, dan komandan batalion memerintahkan pasukannya untuk melakukan gencatan senjata.
"Sandera yang terluka kemudian muncul kembali dan ditembak serta dibunuh," kata pejabat itu, menjelaskan bagaiman sandera ketiga terbunuh, dikutip dari Al Jazeera.
Tidak jelas apakah Hamas melepaskan sandera atau mereka melarikan diri dari Hamas.
Baca juga: Hamas Respon Israel yang Temukan Terowongan di Gaza utara: Anda Terlambat
Pada Senin (18/12/2023), tentara Israel mengatakan gedung tersebut telah digeledah dan terungkap pesan “SOS” dan “Tolong… 3 sandera” yang tertulis di selembar kain.
Para pejabat yakin para sandera telah berada di sana selama beberapa waktu.
Para pejabat Israel mengakui pembunuhan terhadap tiga sandera yang membawa bendera putih merupakan pelanggaran terhadap aturan keterlibatan.
Baca juga: Pentagon: AS Janji akan Terus Senjatai Israel Lawan Hamas tapi Juga Serukan Bantuan untuk Gaza
Hamas Palestina vs. Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 19.453 warga Palestina dan melukai lebih dari 54.450 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (19/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel