Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
Keretakan terjadi di NATO ketika AS mengklaim lebih dari 20 negara bergabung dalam koalisi anti-Yaman
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengklaim, jumlah negara yang bersedia bergabung ke dalam satuan tugas (Satgas) Maritim di Laut Merah, bertambah.
Meski begitu, aliansi yang dibangun AS ini dilaporkan cenderung rapuh, sikap ogah-ogahan datang dari sejumlah negara termasuk dari anggota NATO, sekutu terdekat AS.
Klaim Washington pada Kamis (21/12/2023) menyatakan, kini sudah ada lebih dari 20 negara menyatakan setuju untuk bergabung dengan gugus tugas angkatan laut melawan angkatan bersenjata Yaman dan kelompok Ansarallah Houthi di Laut Merah.
Baca juga: Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel
“Saat ini ada lebih dari 20 negara yang mendaftar untuk berpartisipasi,” kalaim Sekretaris Pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder dalam pengumuman, Kamis.
“Kami akan mengizinkan negara-negara lain (ikut), mengikuti kemampuan mereka berpartisipasi,” kata dia.
Ryder menyebut gugus tugas tersebut sebagai “koalisi yang berkeinginan (atas kehendak sendiri tanpa tekanan),”.
Dia juga menambahkan kalau setiap negara yang bergabung akan berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing.
"Dalam beberapa kasus, hal itu (kontribusi) akan mencakup kapal (pengerahan). Dalam kasus lain, hal itu dapat mencakup (pengerahan) staf atau jenis dukungan lainnya," katanya merinci bentuk kontribusi masing-masing negara anggota Satgas Maritim Laut Merah bentukan AS.
Delapan Negara Minta Dirahasiakan
Yunani dan Australia dilaporkan menjadi tambahan terbaru dalam gugus tugas angkatan laut dengan nama “Operation Prosperity Guardian” ini.
Sementara Canberra dan Athena mengkonfirmasi gabungnya mereka, Reuters melaporkan, setidaknya delapan negara lain meminta agar tidak disebutkan namanya “sebagai tanda sensitivitas politik dalam operasi tersebut.”
Setelah meluncurkan gugus tugas tersebut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Operation Prosperity Guardian akan mendapat dukungan militer dari Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Anggota NATO Ogah-ogahan
Namun, keterlibatan penuh beberapa mitra Washington di NATO masih diragukan, khususnya Spanyol.
Madrid masih dalam zona abu-abu selama seminggu terakhir soal kepastian mereka bergabung atau tidak.
Pada 19 Desember, para pejabat Spanyol sudah mengkonfirmasi dukungan untuk melindungi kapal-kapal terkait Israel yang transit di Laut Merah.