Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman

Keretakan terjadi di NATO ketika AS mengklaim lebih dari 20 negara bergabung dalam koalisi anti-Yaman

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman
U.S. AFRICA COMMAND
Kapal Perang Amerika Serikat (AS), USS Truxtun terlihat di Laut Merah pada 1 Mei 2023. Militan Houthi di Yaman telah menyatakan perang terhadap Operation Prosperity Guardian pimpinan AS, yang berupaya melindungi jalur pelayaran di Laut Merah. 

Inggris menawarkan untuk mengerahkan kapal perusak HMS Diamond, sementara negara-negara seperti Belanda dan Norwegia menegaskan kalau hanya perwira angkatan laut yang akan berpartisipasi dalam Operation Prosperity Guardian.

Kementerian Pertahanan Italia mengatakan pada  Selasa, salah satu fregatnya akan bergabung dengan aliansi barat “untuk melawan aktivitas destabilisasi teroris [Ansarallah].”

Namun, Roma menegaskan hal ini akan dianggap sebagai bagian dari operasi angkatan laut Uni Eropa yang sudah ada, bukan Prosperity Guardian.

Kementerian Pertahanan Prancis juga mengumumkan dukungan terhadap upaya yang dipimpin AS namun mengklarifikasi bahwa kapal-kapalnya akan tetap berada di bawah komando Prancis.

Paris tidak mengonfirmasi apakah pihaknya akan mengerahkan lebih banyak kapal ke wilayah tersebut atau tidak.

Aliansi rapuh Pentagon juga menghadapi penolakan di dunia Arab, karena di antara mitra Washington di Teluk termasuk Arab Saudi dan UEA, hanya Bahrain yang secara terbuka disebutkan sebagai peserta.

Pemerintah yang terkait dengan Ansarallah di Sanaa baru-baru ini mengancam akan menyerang semua ladang minyak Saudi dan Emirat jika Riyadh dan Abu Dhabi memutuskan untuk mengambil bagian dalam aliansi pro-Israel.

Berita Rekomendasi

Meskipun demikian, AS telah mendorong Arab Saudi untuk meninggalkan perjanjian damai dengan Yaman, yang telah berjalan selama 18 bulan terakhir.

Laporan media Arab mengklaim Washington memberikan tekanan pada kerajaan tersebut untuk menunda perjanjian tersebut dan menghadapi Yaman sebagai bagian dari Operasi Penjaga Kemakmuran.

Namun, Arab Saudi disebut “enggan” melakukan hal tersebut.

The Guardian melaporkan pada 17 Desember bahwa UEA termasuk di antara beberapa negara Arab lainnya yang diyakini Pentagon akan bergabung dengan gugus tugas tersebut.

Baca juga: AS Kelabakan, Arab Saudi dan UEA Ogah Gabung Satgas Maritim Laut Merah Buat Perangi Houthi

(oln/*/TC/)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas