Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Ganti Taktik Lawan Hamas: Tarik Mundur Pasukan Darat, Bombardir Gaza Pakai Serangan Udara

Israel akan menarik pasukan darat dari Gaza dalam ‘fase baru’ perang. Laporan jatuhnya korban IDF oleh Hamas membuat serangan berganti ke mode udara.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Ganti Taktik Lawan Hamas: Tarik Mundur Pasukan Darat, Bombardir Gaza Pakai Serangan Udara
MENAHEM KAHANA / AFP
Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. 

The Washington Post melaporkan pada 22 Desember, mengutip beberapa kesaksian tentara Israel tentang jebakan “mematikan” dan “nyata” yang dipasang oleh pejuang perlawanan.

Beberapa penyergapan tersebut mencakup penggunaan pengeras suara, yang menyiarkan suara orang menangis atau berbicara bahasa Ibrani, yang bertujuan untuk memikat tentara dan membuat mereka mengira ada tahanan di dekatnya.

Baca juga: Taktik Baru Gerilya Hamas Lawan IDF, Pancing Tentara Israel Pakai Speaker Lalu Hujani Tembakan

“Dalam pertempuran perkotaan yang intens, pertempuran di atas dan di bawah tanah, militan Hamas melesat dari gedung ke gedung dengan pakaian sipil… dan berusaha menjerat tentara Israel dengan jebakan dan umpan.”

Israel mengklaim telah mencapai kendali operasional atas beberapa wilayah di Gaza utara, termasuk lingkungan Shejaiya yang terkenal.

Meskipun mengaku menargetkan infrastruktur dan kemampuan militer Hamas, kelompok ini masih mampu meluncurkan serangan roket besar ke Tel Aviv dari beberapa wilayah di Jalur Gaza – yang menunjukkan bahwa operasi darat selama hampir dua bulan tidak banyak berpengaruh.

Baca juga: Rentetan Roket Hajar Tel Aviv, Jubir Brigade Al-Qassam: Israel Terus Ulangi Kebodohan yang Sama

Pemandangan Kota Gaza sebelum dimulainya gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir antara Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza pada 20 Mei 2021. Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza, Hamas dan Jihad Islam, mengumumkan gencatan senjata pada 20 Mei 2021, bertujuan untuk mengakhiri konflik paling dahsyat di antara mereka selama tujuh tahun. Gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir diumumkan menyusul meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri 11 hari konflik yang telah merenggut nyawa di kedua sisi, dengan jet Israel menghantam Gaza dengan serangan udara saat militan menembakkan ribuan roket ke arah Israel.
Pemandangan Kota Gaza sebelum dimulainya gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir antara Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza pada 20 Mei 2021. Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza, Hamas dan Jihad Islam, mengumumkan gencatan senjata pada 20 Mei 2021, bertujuan untuk mengakhiri konflik paling dahsyat di antara mereka selama tujuh tahun. Gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir diumumkan menyusul meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri 11 hari konflik yang telah merenggut nyawa di kedua sisi, dengan jet Israel menghantam Gaza dengan serangan udara saat militan menembakkan ribuan roket ke arah Israel. (AFP/AlJazeera)

Bombardemen Makan Banyak Korban

Pengumuman “fase baru” perang yang berfokus pada serangan udara ini muncul ketika Amerika Serikat (AS) sekutu dekat Israel, terus mendesak agar Tel Aviv mengurangi intensitas kampanye pembersihan etnis di Gaza dalam beberapa minggu mendatang.

Para pejabat AS terus-menerus meminta Tel Aviv untuk menghindari korban sipil guna mempertahankan dukungan internasional.

BERITA REKOMENDASI

Namun, jika fase baru ini berfokus pada pengeboman yang intens – seperti yang dikatakan oleh sumber tersebut – korban sipil akan terus meningkat, begitu pula dengan meratanya infrastruktur di wilayah tersebut.

Baca juga: Cueki AS, Israel Mau Gempur Lebanon: Hizbullah Punya 150 Ribu Rudal, IDF Tak Siap Perang Multifront

"Serangan Israel terhadap Gaza “menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan penghancuran Aleppo di Suriah antara tahun 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, atau, secara proporsional, pemboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II,” tulis laporan AP pada Kamis (21/12/2023).

Dengan tingkat kematian tidak kurang dari 355 warga sipil per hari – sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak – serangan di Gaza berada di urutan teratas dalam bombardemen paling mematian di era modern.

(oln/ap/tc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas