Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tuding Houthi, Ternyata AS Dalang Penembakan Kapal Tanker Minyak Gabon di Laut Merah

Houthi Yaman mengungkap penembakan rudal ke kapal tanker minyak Gabon pada akhir pekan kemarin merupakan ulah dari kapal perang Amerika

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tuding Houthi, Ternyata AS Dalang Penembakan Kapal Tanker Minyak Gabon di Laut Merah
tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews
Houthi Yaman mengungkap penembakan rudal dua kapal tanker, yakni kapal yang berbendera Norwegia dan berbendera India milik Gabon di Laut Merah pada akhir pekan kemarin merupakan ulah dari kapal perang Amerika. 

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi Yaman mengungkap penembakan rudal ke kapal tanker minyak Gabon pada akhir pekan kemarin merupakan ulah dari kapal perang Amerika Serikat (AS).

Pernyataan tersebut dilontarkan Houthi usai Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) terus menerus menebar berita hoax.

Di mana CENTCOM menyebut Houthi sebagai otak dari penembakan dua kapal tanker, yakni kapal yang berbendera Norwegia dan berbendera India milik Gabon yang tengah melintas di Laut Merah.

Baca juga: Bantu Hamas Lawan Israel di Gaza, Houthi Dikabarkan Latih 20 Ribu Tentara Cadangan

“Antara pukul 15.00 hingga 20.00 malam (waktu Sanaa), USS Laboon (DDG 58) sedang berpatroli di Laut Merah Selatan sebagai bagian dari Operation Prosperity Guardian dan menembak jatuh empat drone udara tak berawak yang berasal dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman yang masuk ke arah USS Laboon. Tidak ada korban luka atau kerusakan dalam kejadian ini," kata Komando Pusat AS.

Namun faktanya, dua kapal tanker tersebut ditembak drone yang berasal dari kapal perang Amerika Serikat yang bersandar di kawasan Laut Merah.

"Sebuah kapal perang Amerika menembak secara histeris selama misi pengintaian pasukan (Houthi) Yaman di Laut Merah," kata juru bicara Houthi Mohammed Abdul-Salam dalam sebuah pernyataan  yang dilansir Sputnik.

Abdul Salam menuduh AS dengan sengaja memutarbalikkan fakta untuk menjatuhkan nama baik Houthi Yaman.

Berita Rekomendasi

Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun tudingan yang dilakukan Amerika telah kepada Houthi semakin memperkeruh konflik di Laut Merah.

“Laut Merah akan menjadi arena yang membara jika AS dan sekutunya terus melakukan penindasan. Negara-negara yang berbatasan dengan Laut Merah harus menyadari realitas bahaya yang mengancam keamanan nasionalnya,” imbuh Abdul-Salam.

Aksi milisi Ansarallah Houthi Yaman di atas Kapal Galaxy Leader milik Israel yang berlayar melintasi Laut Merah. Serangan Houthi dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dalam Perang Hamas melawan Israel.
Aksi milisi Ansarallah Houthi Yaman di atas Kapal Galaxy Leader milik Israel yang berlayar melintasi Laut Merah. Serangan Houthi dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dalam Perang Hamas melawan Israel. (twitter)

Houthi Tegaskan Hanya Serang Kapal Israel

Seperti yang diketahui, belakangan ini Kelompok Houthi Yaman kerap melakukan serangan kepada kapal–kapal dagang yang melintas di Laut merah.

Namun Houthi menegaskan bahwa serangan tersebut hanya akan menargetkan kargo komersial terkait dengan Israel, atau melakukan perjalanan ke dan dari Israel.

Senada dengan pimpinan Houthi, pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah mengatakan bahwa mereka akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di koridor pelayaran strategis.

Komitmen Ansarallah untuk menentang apa yang mereka dan pihak lain gambarkan sebagai kampanye penolakan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza.

Hingga memicu lonjakan korban tewas yang mencapai lebih dari 20.258 jiwa, yang didominasi oleh perempuan dan anak-anak.

Meski tindakan Houthi dianggap sebagai ancaman bagi perdagangan internasional, namun Pimpinan Houthi Yaman Mohammed Abdul Salam bersikukuh tindakan yang dilakukan anggota-nya itu adalah bentuk dukungan terhadap Palestina.

Imbas diberlakukannya ultimatum Houthi, kapal dagang internasional yang akan melakukan perjalanan ke Israel harus putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah agar tak menjadi sasaran target Houthi Yaman.

Alasan ini yang menyebabkan Israel merugi hingga 3 miliar dolar AS, akibat terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab, sehingga biaya pengiriman impor melonjak naik dan membuat keuntungan pasar terpangkas sebanyak 85 persen.

(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas